TUGAS
ANALISIS JURNAL TENTANG APLIKASI ERGONOMI
“ANALISIS
BEBAN KERJA DITINJAU DARI FAKTOR USIA DENGAN
PENDEKATAN RECOMMENDED
WEIHT LIMIT”
( Studi Kasus Mahasiswa Unpatti Poka)
Aminah Soleman, ST. MT
ISSN: 1978-1105

Disusun
OLEH :
ELIZA NUR JULAY
HAYATIN
110421100031
TEKNIK
INDUSTRI
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA
TP.
2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Menurut Z.Sutalaksana (1979), Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang
sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan, dan
keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat
hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang
diinginkan melalui pekerja itu secara efektif, aman, dan nyaman.
Sedangkan pada zaman
sekarang bertambah banyaknya persaingan
suatu perusahaan atau industri kecil untuk memenangkan persaingan tersebut.
Persaingan tersebut adalah dengan meningkatkan produktivitas, salah satu faktor
yang memepengaruhi produktivitas adalah manusi sebagai pekerja. Karena penggunaan
tenaga manusia sangatlah dominan terutama penanganan material secara manual.
Akan tetapi aktivitas manual sangatlah bahaya karena pekerjaan itu adalah salah
satu resiko terjadinya cedera pada otot rangka dikarenakan terjadinya kontraksi
otot yang berlebihan akibat beban kerja yang berat dengan waktu yang lama.
Dalam jurnal kali ini dibahas tentang analisa beban kerja untuk
meminimalisasi terjadinya cedera pada otot rangka, dengan merekomendasikan
persamaan pembebanan yang di sebut Recommended Weight Limit (RWL) adalah
suatu kondisi yang tidak menimbulkan resiko terjadinya cedera tulang belakang
karena pekerjaan yang dilakukan normal dan alam waktu tertentu.
1.2 Tujuan Analisis
1.
Mengetahui kapasitas beban kerja yang dapat dilakukan
oleh manusia tanpa terjadinya resiko cedera atau kecelakaan kerja.
2.
Mengetahui faktor faktor beban kerja.
3.
Mengetahui persamaan yang di pakai oleh NIOSH.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Ergonomi
MenurutI. Z.Sutalaksana (1979),
Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang
suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu
dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerja itu secara
efektif, aman, dan nyaman. Menurut Suma’mur, P. K, Ergonomi dapat mangurangi
beban kerja. Dengan evaluasi fisiologis, psikologis atau cara-cara tak
langsung, beban kerja dapat diukur dan dianjurkan dimodifikasi yang sesuai antara
kapasitas kerja dengan beban karja dan beban tambahan.Tujuan utamanya adalah
untuk menjamin kesehatan kerja, sehingga produktivitas kerja dapat
ditingkatkan. Dalam evaluasi kapasitas kerja, perhatian terutama perlu
diberikan kepada kegiatan fisik, yaitu intensitas, tempo, jam kerja, dan waktu
istirahat, pengaruh keadaan lingkungan (kelembaban, suhu, gerakan udara,
kebisingan, penerangan, warna, debu dan lain-lain), data biologis (modifikasi
makanan dan minuman, pemulihan sesudah tidur dan istirahat, perubahan kapasitas
kerja oleh karena usia) dan kekhususan pekerjaan (misal getaran mekanis, kerja
malam, dan kerja bergilir).
2.2 Biomekanika
Biomekanika didefinisikan sebagai
bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi.Biomekanika merupakan
kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan
fisiologi.Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk
hidup.Dalam praktiknya biomekanika mempelajari kekuatan, ketahanan dan
ketelitian manusia dalam melakukan kerjanya.Biomekanika juga mengkaji hubungan
pekerja dengan perlengkapan kerjanya, lingkungan kerja dan sebagainya. Biomekanika
menggunakan hukum-hukum mengenai konsep fisik dan teknik untuk menggambarkan
gerakan yang dialami oleh bagian-bagian tubuh yang beragam dan aksi gaya pada
bagianbagian tubuh tersebut selama melakukan aktifitas harian normal. Dilihat
dari defenisi tersebut, biomekanika adalah aktifitas multi disipliner. Faktor-faktor
yang mempengaruhi biomekanika yaitu :
1) Faktor diri seperti umur,
Janis kelamin, suku bangsa
2) Sikap kerja
3) Jenis kerja
2.3 Beban Kerja
Tubuh manusia dirancang untuk
dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang
bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh, memungkinkan kita untuk dapat
menggerakkan dan melakukan pekerjaan. Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting
bagi kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga mencapai kehidupan yang
produktif sebagai satu tujuan hidup. Dipihak lain, bekerja berarti tubuh akan
menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerjaan
merupakan beban bagi yang bersangkutan. Dari sudut pandang ergonomi, setiap
beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam
kemampuan fisik, maupun kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban
tersebut. Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang
lain dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani, usia
dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Beban
Kerja Secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, baik faktor internal
maupun faktor eksternal .
1.
Beban Kerja Oleh Karena Faktor Eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar
tubuh pekerja, meliputi:
a.
Tugas (task)
Meliputi tugas bersifat fisik
seperti, stasiun kerja, tata ruang tempatkerja, kondisi lingkungan kerja, sikap
kerja, cara angkut, beban yang diangkat. Sedangkan tugas yang bersifat mental
meliputi, tanggung jawab, kompleksitas pekerjaan, emosi pekerja dan sebagainya.
b.
Organisasi
Kerja
Organisasi kerja meliputi lamanya
waku kerja, waktu istirahat, shift kerja, sistem kerja dan sebagainya.
c.
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja ini dapat
memberikan beban tambahan yang meliputi, lingkungan kerja fisik, lingkungan
kerja kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis.
2. Beban
Kerja Oleh Karena Faktor Internal
Faktor internal beban kerja
adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat adanya reaksi dari
beban kerja eksternal yang
berpotensi sebagai stressor, meliputi:
a. Faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran
tubuh, status gizi,kondisi kesehatan, dan sebagainya).
b. Faktor psikis (motivasi, persepsi,
kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan sebagainya).
Untuk mencegah timbulnya kecelakaan
disarankan, agar beban yang diangkat dan selanjutnya diangkut menurut keadaan
mereka yang melakukan pekerjaan (Suma’mur P. K.) dapat diliihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1
Beban angkatan menurut keadaan
tenaga kerja

2.4
Recommended Weight Limit (RWL)
The National Institute for
Occupational and Health (NIOSH) yang berdiri pada tahun 1981 telah dapat
membuat persamaan yang dapat membantu bagi praktisi agar dapat mengevaluasi
suatu pekerjaan pengangkatan benda secara manual, dengan memberikan fokus
perhatian pada segi keselamatan dan kesehatan bagi para pekerja.
Persamaan yang dikeluarkan NIOSH
memberikan suatu nilai beban angkat teoritis yang disarankan untuk pekerjaan
mengangkat benda yang disebut Recommended Weight Limit (RWL).
Persamaan yang dibuat tahun 1991
memberikan faktor pengali tambahan berupa perhitungan penggerak asimetrik dan
faktor pengangkatan tangan sebagai fungsi kopling.Tujuan dari persamaan pembebanan
ini adalah untuk mencegah dan mengurangi terjadinya cedera tulang punggung
belakang bagian bawah bagi pekerja yang melakukan aktivitas pengangkatan beban
secara manual.
2.5 Recommended
Weigth Limit Dengan
Pendekatan Fisiologis
Untuk menetukan RWL secara
fisiologis kita harus mengetahui konsumsi energi yang dibutuhkan pada saat
bekerja. Pengukuran konsumsi energi dapat dilakukan dengan cara yang subjektif
yaitu : Cara tidak langsung dengan mengetahui kecepatan denyut jantung selama
bekerja dan Cara langsung dengan mengetahui konsumsi energi kerja.
Cara penilaian Tidak Langsung
Cara penilaian tidak lanngsung
yaitu dengan mengukur jumlah denyut nadi pada saat melakukan aktifitas.
Dengan metode tersebut dapat
dihitung denyut nadi kerja dengan persamaan sebagai berikut:
Denyut Nadi
................... (1)

Peningkatan yang potensial dalam
denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh Rodahl (1989) dalam
Widodo, S (2008) didefinisikan sebagai Heart Rate Reverse (HR Reverse)
yang diekspresikan dalam presentase yang dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
% HR Reverse 100
.....................................(2)

Keterangan :
Denyut Nadi Maksimal (DNMax)
= (220 – umur) untuk laki-laki dan (200– umur) untuk perempuan .................................................(3)
DNK = Denyut Nadi Kerja
DNI = Rerata Denyut Nadi
Istirahat
Lebih lanjut untuk menentukan
klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang
dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasculair
load = %
CVL) dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
%CVL =
............................................................(4)

Dari hasil perhitungan % CVL
tersebut dapat kemudian dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan
yang dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2
Klasifikasikan Berat Ringannya
Beban Kerja Berdasarkan %CVL

Berikut dapat di jelaskan secara
terperinci faktor pengali berdasarkan sikap dan kondisi sistem kerja pengangkatan
beban sesuai ketetapan NIOSH(Muslima, E,dkk) sebagai berikut :
1) Load Constant (LC)
Konstanta beban ini bernilai 23
kg.Besaran tersebut merupakan beban maksimum yang direkomendasikan untuk
pengangkatan.
2) Horizontal Multiplier(HM)
HM didapat dari nilai H (jarak
horisontal) yaitu jarak antara tangan dengan titik tengah pergelangan kaki bagian
dalam kaki.Faktor pengali horizontal dinyatakan dalam rumus:
HM = 25/H ..............................................(5)
Dimana :
H = jarak horizontal
3) Vertical Multiplier(VM)
VM didapat dari nilai V (tinggi
vertikal) yaitu jarak antara tinggi vertikal dengan lantaiantara kedua tangan
terhadap beban.Faktor pengali vertikal dinyatakan dalam rumus:
VM = 1 – (0.003 │V-75│) ....................................
(6)
Dimana :
V= tinggi vertikal
4) Distance Multiplier (DM)
DM didapat dari nilai D yaitu
jarak vertikal antara titik awal beban sebelum diangkat ke titik tujuan beban
diletakakan.Faktor pengali jarak dinyatakan dalam rumus:
DM = 0.82 + (4.5/D) ......................................(7)
Dimana :
D = total jarak perpindahan
5) Asymmetry Multiplier(AM)
AM didapat dari nilai A ( Asymmetric)
Sudut asimetri adalah sudut yangSudut simetri putaran yang
dibentuk antara tangan dan kaki.
Faktor pengali asimetri dinyatakan dalam rumus:
AM = 1 – (0.0032 x A) ...............................
… (8)
Dimana :
A = Sudut asimetri yang dibentuk.
6) Frequency Multiplier(FM)
FM didapat dari nilai F (
Frecuency Component ) Yaitu jumlah beban yang diangkat. Pengali frekuansi
ditentukan oleh jumlah pengankatan per menit.Jumlah waktu yang diperlukan untuk
pengangkatan (durasi) dan tinggi vertikal pengangkatan dari lantai. Untuk
persamaan yang dibuat tahun1991 telah ditetapkan pendekatan Pengangkatan
misalnya dengan F < 0.2 maka diambil nilai pengangkatan dengan F = 0.2
Pekerjaan digolongkan dalam
durasi :
1)
Singkat yaitu bila dilakukan selama 1 jam atau kurang,
lalu diikuti waktu istirahat selama 1-2 kali waktu kerja.
2) Sedang yaitu bila dilakukan
selama 1-2 jam, diikuti dengan waktu istirahat setidaknya 0.3 kali waktu kerja.
3) Panjang yaitu bila dilakukan
selama 2-8 jam dengan kelonggaran istirahat standar.
Tabel 2.3
Faktor pengali Frekuensi

7) Coupling Multiplier (CM)
CM diperoleh dari bagaimanacara
memegang beban. Beban biasanya di lengkapidengan suatu komponen sebagai alat
pemegang pada saat pekerja hendak mengangkat beban tersebut.Kegunaannya adalah
agar pekerjadapat mengangkat beban dengan baik. Selanjutnya komponen ini kita
sebut sebagai pegangan tangan ( handle ). Perpaduan fungsi tangan pekerja dengan
handle ini di sebut kopling.
Tabel 2.4
Kriteria Kopling

Lifting
Index (LI)
Lifting Index menyatakan nilai
estimasi relatif dari tingka tegangan fisik dalam suatu kegiatan pengangkatan-manual.Nilai
estimasi tingkat ketegangan fisik tersebut dinyatakan sebagai hasil bagi antarabeban
angkatan (load weight).Dengan nilai RWLhasil perhitungan. Dinyatakan
denganrumus :
LI = Beban angkatan / RWL ................................................
(9)
Ketentuan :
Menurut Water, et al, 1993 dalam
Muslimah, E, dkk :
1. Jika LI > 1, berat beban
yang diangkat melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan maka aktifitas
tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.
2. Jika LI < 1, barat beban
yang diangkat tidak melabihi batas pengangkatan yang direkomendasikan maka aktifitas
tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian diambil berdasarkan kriteria :
1. Mahasiswa
Pemilihan mahasiswa sebagai subjek
karena aktivitas keseharian mahasiswa yang tidak terlalu banyak melakukan
pekerjaan yang membutuhkan beban fisik yang tinggi, sehingga dianggap sebagai
tenaga kerja tidak terlatih dan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
menentukakan batas angkat beban optimum untuk pekarja tidak terlatih.
2. Usia
Berdasarkan Badan Pusat Statistik
(2007), bahwa usia 15 sampai 64 tahun merupakan usia produktif serta masuk
dalam usia angkatan kerja di Indonesia, sehingga penelitian ini mengambil
sampel dengan usia 19-24 tahun.
3. Jenis kelamin
Penelitian ini mengambil sampel
mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki. Ini dimaksudkan agar data yang
diambil adalaH homogen.
4. Antropometri
Sampel berjumlah 30 orang, dengan
tinggi badan 155-170 cm dan berat badan 50-65 kg. Ukuran ini diambil
berdasarkan antropometri sampel penelitian.
5. Sehat
Subjek yang diambil berbadan
sehat tidak mengalami keluhan pada tulang belakang sesuai dengan pemeriksaan
dokter.
3.2 Alat dan Bahan
1. Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
a. Stopwatch digunakan pada saat pengukuran denyut
jantung
b. Meteran untuk mengukur antropometri
c. Timbangan untuk mengukur berat badan
2. Bahan yang digunakan
a. Beban kerja
Beban yang digunakan dalam penelitian ini berupa
pasir, dengan berat 15kg, 20kg,dan 25kg
b. Karung
Karung yang digunakan akan diberi masing-masing
beban yang berbeda. dengan ukuran dimensi yaitu
lebar 18 cm dan tinggi 28 cm.
3.4 Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang
digunakan adalah simple random sampling. Populasi yang digunakan adalah
Mahasiswa Teknik, Program Studi Teknik Industri dan Dalam penelitian ini
penentuan sampel diambil sebanyak 30 orang secara random dari populasi yang
didasarkan pada pendapat Guy (1976) yang menyatakan ukuran minimum sampel yang
dapat diterima minimal 20% dari populasi.
3.5 Tahap-tahap Pengumpulan Data
Adapun penentuan tahapan
pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
•
Melakukan pengukuran data awal yaitu pengukuran denyut nadi, berat badan, tinggi
badan, dan usia responden
• Setelah dilakukan pengumpulan
data awal dilanjutkan dengan penentuan frekuensi pengangkatan dan
berat beban yang akan diangkat
oleh responden yang telah ditentukan yaitu masing-masing: 15kg, 20kg, dan 25kg
dengan frekuensi pengangkatan 1 angkatan/menit sampai dengan 3 angkatan/menit.
Dengan waktu istirahat 30 menit sampai denyut nadi responden sesuai atau
mendekati denyut nadi awal dan dilanjutkan dengan pengukuran faktor pengali
berdasarkan pendekatan RWL yaitu H, D, dan V, A, pada saat sampel melakukan
pengangkatan beban.
3.6 Metode dan Teknik Analisa Data
Adapun data-data yang telah
dikumpulkan tersebut dilakukan pengolahan kemudian dianalisis sebagai
berikut :
1. Penilaian RWL dengan pendekatan fisiologis
secara tidak langsung dengan tahapan perhitungan sebagai
berikut :
• Penilaian
metabolisme tubuh secara tidak langsung dengan metode 10 denyutan (kilbon, 1992
dalam Widodo, S 2008). Menggunakan persamaan (1)
• Perhitungan peningkatan denyut nadi yang diekspresikan dalam
persentase dengan menggunakan persamaan (2)
• Penentuan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut
nadi kerja yang dihitung dengan persamaan (4)dan Penilaian RWL dengan
pendekatan fisiologis secara langsung dengan tahapan
perhitungan sebagai berikut :
a. Perhitungan metabolisme basal
menurut Mahan yang dihitung menggunakan persamaan (5)
b. Menghitung luas permukaan
tubuh berdasarkan teori Aud dan Du Bois dengan persamaan (6)
c. menentukan konsumsi energi
kerja yang dihitung menggunakan persamaan (7)
2. Perhitungan Recommended
Weigt Limit dengan menggunakan persamaan (8)
3. Penentuan faktor pengali
berdasarkan sikap dan kondisi kerja pengangkatan beban yaitu :
• Konstanta pembebanan (LC)
• Perhitungan nilai HM menggunakan persamaan (9)
• Perhitungan nilai VM menggunakan persamaan (10)
• Perhitungan nilai dilai DM menggunakan persamaan
(11)
• Perhitungan AM menggunakan persamaan (12)
• Penentuan nilai FM (lihat tabel
4)
• Penentuan nilai CM (lihat tabel
5)
4. penentuan nilai Lifting
Indeks menggunakan persa
maan (13)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengumpulan Data
Sebelum
melakukan pengukuran denyut nadi, terlebih dahulu dilakukan pengukuran berat
badan, tinggi badan,dan usia responden, yang diperlihatkan pada berikut ini.
Tabel 4.5
Pengambilan
Data Awal Responden

4.2 Pengumpulan
Data Denyut Nadi
Setelah
dilakukan pengumpulan data awal dilanjutkan dengan penentuan frekuensi
pengangkatan dan berat beban yang akan diangkat oleh responden yang telah
didediakan yaitu : 15 kg, 20 kg, dan 25 kg dengan frekuensi pengangkatan 1
angkatan/menit sampai dengan 3 angkatan/menit. Dengan waktu istirahat 30 menit
sampai denyut nadi responden sesuai atau mendekati denyut nadi awal.
Tabel 4.6
Data
Pengukuran Waktu 10 Denyut Nadi Responden

Keterangan:
Ø
DNI : Denyut Nadi Istirahat
Pengambilan atau pengukuran
denyut nadi istirahat dilakukan pada saatsebelum pekerja memulai pekerjaannya.
Ø DNK :
Denyut Nadi Kerja
Pengambilan atau pengukuran
denyut nadi kerja dilakukan pada saat operator melakukan
pengangkatan yaitu :
• DNK 1
untuk beban kerja 15 kg
• DNK 2
untuk beban kerja 20 kg
• DNK 3
untuk beban kerja 25 kg
4.3 Pengumpulan Data RWL
Setelah
dilakukan pengukuran denyut nadi, Kemudian dilakukan pengukuranfaktor pengali berdasarkan
pendekatan RWL yaitu H, D, dan V, A, pada saatsampel melakukan
pengangkatanbeban. Pengumpulan data RWL dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut
ini
Keterangan
:
H = Jarak antara tangan dengan titik
tengah pergelangan kaki terhadap beban
V = Jarak
vertikal posisi tangan yang memegang beban terhadap lantai terhadap beban
D = Jarak
perpindahan beban secara vertikal antara tempat asal sampai tujuan
A = sudut yang menunjukan sejauh mana
beban dipindahkan dari depan tubuh ketujuan.
Tabel 4.7
Data
Pengali Berdasarkan RWL

Pengolahan
Data Berdasarkan Pendekatan Fisiologis
1.
Penilaian Beban Kerja Dengan Cara Penilaian Tidak Langsung
Hasil dari data waktu 10
denyut nadi resaponden kemudian dimasukkan kedalam persamaan 10
Denyut (metode 10 denyut)
(lihat persamaan 1). Sehingga diperoleh denyut nadi pekerja setiap denyut per
menit (Denyut/Menit)
sebagai berikut :
Tabel 4.8
Hasil
Perhitungan Denyut Nadi Responden
Dengan
Metode 10 Denyut


Dari hasil perhitungan
denyut nadi untuk kaseluruhan sampel dengan metode 10 denyut dapat
dihitung denyut nadi
maksimal untuk 19-24 Tahun sebagai berikut :
DNK Maks : Denyut Nadi
Maksimal, 220 – Umur (pria)
Dimana :
Untuk Usia 19
Tahun : DNKMaks = (220-19) = 201
Untuk Usia 20
Tahun : DNKMaks = (220-20) = 200
Untuk Usia 21
Tahun : DNKMaks = (220-21) = 199
Untuk Usia 22
Tahun : DNKMaks = (220-22) = 198
Untuk Usia 23
Tahun : DNKMaks = (220-23) = 197
Untuk usia 24
Tahun : DNKMaks = (220-24) = 196
NK : Nadi Kerja (rerata
denut nadi kerja)
Berdasarkan hasil
perhitungan pada tabel 9 selanjutnya dapat dilakukan perhitungan peningkatan denyut
nadi kerja dan klasifikasi beban kerja sebagai berikut :
1) Perhitungan
peningkatan denyut nadi kerja (% HR Reverse) untuk masing-masing beban
kerja dan Perhitungan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut
nadi kerja(%CVL) untuk keseluruhan beban kerja selengkapnya tertera pada tabel
berikut ini
Tabel 4.9
Rekapitulasi
Hasil Perhitungan % HR Reverse dan %CVL


2.
Penilaian Beban Kerja Dengan Cara Penilaian Langsung
Perhitungan metabolisme
basal (BMR) menurut Mahan (1996), Perhitungan luas permukaan tubuh (Teori Aud
dan Du Bois) dan Perhitungan konsumsi Energi Rumus yang digunakan untuk
menghitung besar energi yang dikeluarkanyang diperoleh dari rata-rata perhitungan
denyut nadi kerja berdasarkan perhitungan 10 denyut/menit pada tabel 8 dengan menggunakan
persamaan 8. Hasil perhitungan dari masing-masing persamaan diatas dapat
dilihat pada
tabel berikut:
Tabel
4.10
Rekap
Data Dengan Penilaian Langsung

4.4
Pengolahan Data Berdasarkan Pendekatan Recomended Weight Limit (RWL)
4.4.1
Perhitungan Faktor Pengali RWL
Dari
tabel 8 dapat dilakukan perhitungan terhadap faktor pengali sesuai dengan
persamaan Recomended Weight Limit berdasarkan komponen dan metrik.
Hasil perhitungan faktor
pengali RWL untuk keseluruhan responden dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini
:
Tabel
4.11
Hasil
perhitungan faktor pengali RWL


Dari tabel 12. dapat
dilakukan perhitungan lanjutan dengan menggunakan pendekatan Recommended
Weight Limit (RWL)
Keterangan :
LC = 25 Kg(Batas
angkat beban berdasarkan hasil penelitian)
CM = 0.95
(kriteria Fair)
FM = 0.88 (tiga
angkatan/menit dengan V< 75 yaitu 68 dari hasil penelitian) Untuk hasil
perhitungan RWL selangkapnya dapat dilihat pada tabel 12.
4.4.2
Perhitungan Nilai Lifting Index
Sedangkan untuk perhitungan
Lifting Index juga dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini :
Tabel
4.12
Rekapitulasi
Hasil Perhitungan RWL dan LI
untuk
beban kerja 15 kg, 20 kg dan 25 kg


BAB V
ANALISIS
5.1 AnalisisBeban
Kerja
5.1.1AnalisisRWL
Berdasarkan Pendekatan Fisiologis
Untuk
menentukan RWL secara fisiologis kita harus mengetahui konsumsi energi
yangdikeluarkan pada saat bekerja yang dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara yang objektif yaitu secara tidak langsung untuk mengetahui kecepatan
denyut jantung selama bekerja dan cara langsung untuk mengetahui konsumsi oksigen.
1. Analisis dengan cara
penilaian tidak langsung
Ø Dari
hasil perhitungan denyut jantung untuk usia 18-25Tahun sebelum melakukan
pengangkatan masih dalam kondisi normal yaitu berkisar antara 60
denyutan/menit, namun setelah sampel melakukan pengangkatan beban terdapat
peningkatan denyut jantung sesuai dengan berat beban yang diterima oleh tiap
sampel.
Ø Berdasarkan
hasil perhitungan % HR Reverse terdapat peningkatan yang potensial terhadap
denyut jantung berdasarkan beban kerja yang diterima oleh tiap sampel.
Ø Jika dilihat
pada perhitungan %CVL yang disesuaikan dengan tabel 2 untuk menilai berat
ringanya beban kerja sesuai klasifikasi %CVL hasil perhitungan menunjukan bahwa
beban yang diangkat oleh setiap sampel tidak terjadi kelelahan karena < 30%.
2. Analisis dengan Cara
penilaian langsumg
Ø
Dari hasil perhitungan BMR
menurut Mahan (1996) untuk laki-laki dewasa sudah mendekati acuan yang
ditetapkan yaitu untuk laki-laki dewasa dengan berat badan 50-70 kg = 1.2
Kkal/menit atau sekitar 1700 Kkal/hari.
Ø
Dengan semakin berat dan
tinggi tubuh seseorang maka semakin luas pula permukaan tubuhnya, sehingga
mempengaruhi besar kilo kalori yang diperlukan.
Ø
Berdasarkan perhitungan energi
yang dikeluakan pada saat pengangkatan beban untuk rata-rata perlakuan dengan
durasi pengangkatan 3angkatan/menit berada pada kondisi kerjaringan.
5.1.2 AnalisisBerdasarkan
perhitungan RWLdan Lifting Index
Perhitungan
RWL didasarkan pada perhitungan faktor pengali horizontal, fertikal,
Asimetrik, Frekuensi, dan coupling. Dari hasil perhitungan tersebut
diperoleh kemampuan angkat beban untuk pekerja yang tidak terlatih dengan
batasan usia 19-24 tahun untuk durasi satu angkatan/menit sebesar22 kg.
Berdasarkan perhitungan Lifting Index untuk
tenaga kerja tidak terlatih diperoleh bahwa beban kerja 15 kg, dan 20 kg tidak
teridentifikasi beresiko cidera pada tulang belakang karena nilai LI > 1,
namun untuk beban kerja 25 kg teridentifikasi mengandung resiko cidera tulang
belakang bagi tenaga kerja tidak terlatih karena nilai LI < 1. Hal ini
disebabkan karena sampel yang digunakan dalam penelitian tidak terbiasa
malakuakan pekerjaan pengangkatan beban diatas 25 kg, sehingga diperoleh nilai
batas angkat beban untuk tenaga kerja tidak terlatih untuk usia 19-24 tahun
adalah 22 kg.
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil analisa dan evaluasi permasalahan yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Berdasarkan perhitungan penilaian beban kerja fisiologis yang dilakukan dengan
cara yang subjektif berdasarkan perhitungan denyut nadi kerja maka disimpulkan
bahwa untuk tenaga kerja tidak terlatih dengan usia 19-24 tahun untuk beban
kerja 15 kg, 20 kg, dan 25 kg masuk dalam kategori kondisi kerja ringan karena
nilai % HCL > 30 % dan konsumsi energinya senilai 3.09.
2.
Berdasarkan perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) diketahui bahwa
beban angkat optimal untuk tenaga kerja tidak terlatih untuk usia 19-24 tahun
22 kg, hal ini disebabkkan karena tiap sampel tidak terbiasa melakukan
pekerjaan pengangkatan beban diatas 25 kg.
3. Berdasarkan perhitungan Lifting Index (LI)
untuk beban kerja 15 kg, 20 kg yang diangkat oleh sampel dalam penelitian tidak
teridentifikasi menimbulkan cidera tulang belakang karena nilai LI > 1,
namun untuk beban kerja 25 kg yang diangkat oleh sampel dalam penelitian teridentifikasi
menimbulkan resiko cidera tulang belakang karena nilai LI < 1.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan
Jurnal yang saya analisis
adalah jurnal tentang “BEBAN KERJA DITINJAU DARI FAKTOR USIA DENGAN
PENDEKATAN RECOMMENDED WEIHT LIMIT” ( Studi Kasus Mahasiswa Unpatti
Poka) disusun oleh Aminah Soleman, ST. MT.
Kelebihan
dari jurnal ini adalah membahas semua tentang ergonomi yang di aplikasikan
dalam dunia kerja misalkan tentang tenaga kerja manusia yang di jadikan satu-satunya pekerja terutama
kegiatan penanganan material. Disini juga dijelaskan tentang biomekanika yang
berperan sebagai pembelajaran menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh
makhluk hidup yang mempelajari tentang kekuatan, keahanan dan ketelitian
manusia. Beban kerja yang menjelaskan tentang kapasitas benda kerja yang mampu
di angkat oleh manusia tanpa terjadinya resiko kecelakaan.
Kelebihan yang lain yaitu pada
perhitungan yang rinci dimulai dari pengambilan data kemudian di hitung denga
persamaan-persamaan NIOSH .
Sehingga para pembaca mudah mengerti
yang dimaksud dalam jurnal tersebut.
Sehingga kelebihan lain
yaitu yang awalnya tidak mengerti resiko terjadinya kecelakaan kerja sekarang
menjadi mengerti factor-faktor yang menyebabkan kecelakaan dalam bekerja dan keamanan
pun mulai bertambah dari pada yang dulu
Kelemahan
Kelemahan
dari jurnal ini adalah tidak jelasnya pada sub bab jurnal yang tidak ada
urutanya, tidak adanya nomer tabel dalam tiap tabel yang di cantumkan
Daftar Pustaka
Arikunto,
S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rinekecipta.
Jakarta. Http://www.hse.gov.uk/pubas.pdf.
Ayoub & Dempsey, P. G. 2006.Material handling talk desain.
Ergonomic. Jurnal
Ilmiah Teknik Industri. Akses tanggal 15 Nopember 2010
Muslimah,
E,dkk. 2007. Analisis Manual Material Handling Menggunakan NIOSH.Jurusan
Teknik Industri.
Universitas Muhammadiyah. Surakartta.
Nurmianto,
E. 2003. Konsep Dasar Ergonomi Dan Aplikasi, Penerbit Guna Widya. Edisi
Pertama. Cetakan
Ketiga.
Sarfa, R.
2004. Analisis Faktor Pengali Ferekuensi (FM) Pada Perumusan Pembebanan
NIOSH. Tesis
Pasca Sarjana Universitas Gadja Mada. Jakarta.
Sutalaksana,
Iftikar Z, dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Intitut Teknologi.
Bandung.
Suma’mur.
P. K. Dr, M.Sc (1989), Higene Perusahaan dan Keselamatan Kerja, Haji
Masagung. Jakarta.
Wignjosoebroto
Sritomo, Ergonomi, Studi gerak dan Waktu, Penerbit Guna Wiya.
Surabaya.
Widodo,S.
2008.Penentuan Lama Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja Dengan
Pendekatan
Fisiologis. Tugas
AkhirJurusan teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiah.
Surakarta.