Selasa, 04 Juni 2013

TUGAS
ANALISIS JURNAL TENTANG APLIKASI ERGONOMI
“ANALISIS BEBAN KERJA DITINJAU DARI FAKTOR USIA DENGAN
PENDEKATAN RECOMMENDED WEIHT LIMIT”
( Studi Kasus Mahasiswa Unpatti Poka)
Aminah Soleman, ST. MT
ISSN: 1978-1105

logo_BERSIH

Disusun OLEH :
ELIZA  NUR JULAY HAYATIN
110421100031
TEKNIK INDUSTRI




UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
TP. 2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Menurut Z.Sutalaksana (1979), Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerja itu secara efektif, aman, dan nyaman.
Sedangkan pada  zaman sekarang  bertambah banyaknya persaingan suatu perusahaan atau industri kecil untuk memenangkan persaingan tersebut. Persaingan tersebut adalah dengan meningkatkan produktivitas, salah satu faktor yang memepengaruhi produktivitas adalah manusi sebagai pekerja. Karena penggunaan tenaga manusia sangatlah dominan terutama penanganan material secara manual. Akan tetapi aktivitas manual sangatlah bahaya karena pekerjaan itu adalah salah satu resiko terjadinya cedera pada otot rangka dikarenakan terjadinya kontraksi otot yang berlebihan akibat beban kerja yang berat dengan waktu yang lama.
Dalam jurnal kali ini dibahas tentang analisa beban kerja untuk meminimalisasi terjadinya cedera pada otot rangka, dengan merekomendasikan persamaan pembebanan yang di sebut Recommended Weight Limit (RWL) adalah suatu kondisi yang tidak menimbulkan resiko terjadinya cedera tulang belakang karena pekerjaan yang dilakukan normal dan alam waktu tertentu.
1.2  Tujuan Analisis
1.    Mengetahui kapasitas beban kerja yang dapat dilakukan oleh manusia tanpa terjadinya resiko cedera atau kecelakaan kerja.
2.    Mengetahui faktor faktor beban kerja.
3.    Mengetahui persamaan yang di pakai oleh NIOSH.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Ergonomi
MenurutI. Z.Sutalaksana (1979), Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerja itu secara efektif, aman, dan nyaman. Menurut Suma’mur, P. K, Ergonomi dapat mangurangi beban kerja. Dengan evaluasi fisiologis, psikologis atau cara-cara tak langsung, beban kerja dapat diukur dan dianjurkan dimodifikasi yang sesuai antara kapasitas kerja dengan beban karja dan beban tambahan.Tujuan utamanya adalah untuk menjamin kesehatan kerja, sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan. Dalam evaluasi kapasitas kerja, perhatian terutama perlu diberikan kepada kegiatan fisik, yaitu intensitas, tempo, jam kerja, dan waktu istirahat, pengaruh keadaan lingkungan (kelembaban, suhu, gerakan udara, kebisingan, penerangan, warna, debu dan lain-lain), data biologis (modifikasi makanan dan minuman, pemulihan sesudah tidur dan istirahat, perubahan kapasitas kerja oleh karena usia) dan kekhususan pekerjaan (misal getaran mekanis, kerja malam, dan kerja bergilir).

2.2 Biomekanika
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi.Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi.Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup.Dalam praktiknya biomekanika mempelajari kekuatan, ketahanan dan ketelitian manusia dalam melakukan kerjanya.Biomekanika juga mengkaji hubungan pekerja dengan perlengkapan kerjanya, lingkungan kerja dan sebagainya. Biomekanika menggunakan hukum-hukum mengenai konsep fisik dan teknik untuk menggambarkan gerakan yang dialami oleh bagian-bagian tubuh yang beragam dan aksi gaya pada bagianbagian tubuh tersebut selama melakukan aktifitas harian normal. Dilihat dari defenisi tersebut, biomekanika adalah aktifitas multi disipliner. Faktor-faktor yang mempengaruhi biomekanika yaitu :
1) Faktor diri seperti umur, Janis kelamin, suku bangsa
2) Sikap kerja
3) Jenis kerja

2.3 Beban Kerja
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh, memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan dan melakukan pekerjaan. Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga mencapai kehidupan yang produktif sebagai satu tujuan hidup. Dipihak lain, bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik, maupun kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang lain dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani, usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan.
 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja Secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, baik faktor internal maupun faktor eksternal .


1.     Beban Kerja Oleh Karena Faktor Eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja, meliputi:
a.      Tugas (task)
Meliputi tugas bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata ruang tempatkerja, kondisi lingkungan kerja, sikap kerja, cara angkut, beban yang diangkat. Sedangkan tugas yang bersifat mental meliputi, tanggung jawab, kompleksitas pekerjaan, emosi pekerja dan sebagainya.
b.     Organisasi Kerja
Organisasi kerja meliputi lamanya waku kerja, waktu istirahat, shift kerja, sistem kerja dan sebagainya.
c.      Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja ini dapat memberikan beban tambahan yang meliputi, lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis.
2.    Beban Kerja Oleh Karena Faktor Internal
Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat adanya reaksi dari
beban kerja eksternal yang berpotensi sebagai stressor, meliputi:
a.  Faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi,kondisi kesehatan, dan sebagainya).
b.  Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan sebagainya).
Untuk mencegah timbulnya kecelakaan disarankan, agar beban yang diangkat dan selanjutnya diangkut menurut keadaan mereka yang melakukan pekerjaan (Suma’mur P. K.) dapat diliihat pada tabel 2.1




Tabel 2.1
Beban angkatan menurut keadaan tenaga kerja
2.4 Recommended Weight Limit (RWL)
The National Institute for Occupational and Health (NIOSH) yang berdiri pada tahun 1981 telah dapat membuat persamaan yang dapat membantu bagi praktisi agar dapat mengevaluasi suatu pekerjaan pengangkatan benda secara manual, dengan memberikan fokus perhatian pada segi keselamatan dan kesehatan bagi para pekerja.   
Persamaan yang dikeluarkan NIOSH memberikan suatu nilai beban angkat teoritis yang disarankan untuk pekerjaan mengangkat benda yang disebut Recommended Weight Limit (RWL).
Persamaan yang dibuat tahun 1991 memberikan faktor pengali tambahan berupa perhitungan penggerak asimetrik dan faktor pengangkatan tangan sebagai fungsi kopling.Tujuan dari persamaan pembebanan ini adalah untuk mencegah dan mengurangi terjadinya cedera tulang punggung belakang bagian bawah bagi pekerja yang melakukan aktivitas pengangkatan beban secara manual.

2.5 Recommended Weigth Limit Dengan Pendekatan Fisiologis
Untuk menetukan RWL secara fisiologis kita harus mengetahui konsumsi energi yang dibutuhkan pada saat bekerja. Pengukuran konsumsi energi dapat dilakukan dengan cara yang subjektif yaitu : Cara tidak langsung dengan mengetahui kecepatan denyut jantung selama bekerja dan Cara langsung dengan mengetahui konsumsi energi kerja.


Cara penilaian Tidak Langsung
Cara penilaian tidak lanngsung yaitu dengan mengukur jumlah denyut nadi pada saat melakukan aktifitas.
Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja dengan persamaan sebagai berikut:
Denyut Nadi   ................... (1)
Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh Rodahl (1989) dalam Widodo, S (2008) didefinisikan sebagai Heart Rate Reverse (HR Reverse) yang diekspresikan dalam presentase yang dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
% HR Reverse 100      .....................................(2)
Keterangan :
Denyut Nadi Maksimal (DNMax) = (220 – umur) untuk laki-laki dan (200– umur) untuk perempuan        .................................................(3)
DNK = Denyut Nadi Kerja
DNI = Rerata Denyut Nadi Istirahat
Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasculair load = %
CVL) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
%CVL =            ............................................................(4)
Dari hasil perhitungan % CVL tersebut dapat kemudian dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan yang dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel  2.2
Klasifikasikan Berat Ringannya Beban Kerja Berdasarkan %CVL
Berikut dapat di jelaskan secara terperinci faktor pengali berdasarkan sikap dan kondisi sistem kerja pengangkatan beban sesuai ketetapan NIOSH(Muslima, E,dkk) sebagai berikut :
1) Load Constant (LC)
Konstanta beban ini bernilai 23 kg.Besaran tersebut merupakan beban maksimum yang direkomendasikan untuk pengangkatan.
2) Horizontal Multiplier(HM)
HM didapat dari nilai H (jarak horisontal) yaitu jarak antara tangan dengan titik tengah pergelangan kaki bagian dalam kaki.Faktor pengali horizontal dinyatakan dalam rumus:
HM = 25/H                                  ..............................................(5)
Dimana :
H = jarak horizontal
3) Vertical Multiplier(VM)
VM didapat dari nilai V (tinggi vertikal) yaitu jarak antara tinggi vertikal dengan lantaiantara kedua tangan terhadap beban.Faktor pengali vertikal dinyatakan dalam rumus:
VM = 1 – (0.003 │V-75│)              .................................... (6)
Dimana :
V= tinggi vertikal
4) Distance Multiplier (DM)
DM didapat dari nilai D yaitu jarak vertikal antara titik awal beban sebelum diangkat ke titik tujuan beban diletakakan.Faktor pengali jarak dinyatakan dalam rumus:
DM = 0.82 + (4.5/D)                        ......................................(7)
Dimana :
D = total jarak perpindahan
5) Asymmetry Multiplier(AM)
AM didapat dari nilai A ( Asymmetric) Sudut asimetri adalah sudut yangSudut simetri putaran yang
dibentuk antara tangan dan kaki. Faktor pengali asimetri dinyatakan dalam rumus:
AM = 1 – (0.0032 x A)                    ............................... … (8)
Dimana :
A = Sudut asimetri yang dibentuk.
6) Frequency Multiplier(FM)
FM didapat dari nilai F ( Frecuency Component ) Yaitu jumlah beban yang diangkat. Pengali frekuansi ditentukan oleh jumlah pengankatan per menit.Jumlah waktu yang diperlukan untuk pengangkatan (durasi) dan tinggi vertikal pengangkatan dari lantai. Untuk persamaan yang dibuat tahun1991 telah ditetapkan pendekatan Pengangkatan misalnya dengan F < 0.2 maka diambil nilai pengangkatan dengan F = 0.2
Pekerjaan digolongkan dalam durasi :
1)    Singkat yaitu bila dilakukan selama 1 jam atau kurang, lalu diikuti waktu istirahat selama 1-2 kali waktu kerja.
2) Sedang yaitu bila dilakukan selama 1-2 jam, diikuti dengan waktu istirahat setidaknya 0.3 kali waktu kerja.
3) Panjang yaitu bila dilakukan selama 2-8 jam dengan kelonggaran istirahat standar.
Tabel 2.3
Faktor pengali Frekuensi
7) Coupling Multiplier (CM)
CM diperoleh dari bagaimanacara memegang beban. Beban biasanya di lengkapidengan suatu komponen sebagai alat pemegang pada saat pekerja hendak mengangkat beban tersebut.Kegunaannya adalah agar pekerjadapat mengangkat beban dengan baik. Selanjutnya komponen ini kita sebut sebagai pegangan tangan ( handle ). Perpaduan fungsi tangan pekerja dengan handle ini di sebut kopling.
Tabel 2.4
Kriteria Kopling
Lifting Index (LI)
Lifting Index menyatakan nilai estimasi relatif dari tingka tegangan fisik dalam suatu kegiatan pengangkatan-manual.Nilai estimasi tingkat ketegangan fisik tersebut dinyatakan sebagai hasil bagi antarabeban angkatan (load weight).Dengan nilai RWLhasil perhitungan. Dinyatakan denganrumus :
LI = Beban angkatan / RWL      ................................................ (9)
Ketentuan :
Menurut Water, et al, 1993 dalam Muslimah, E, dkk :
1. Jika LI > 1, berat beban yang diangkat melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan maka aktifitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.
2. Jika LI < 1, barat beban yang diangkat tidak melabihi batas pengangkatan yang direkomendasikan maka aktifitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang.


BAB III
METODOLOGI  PENELITIAN
3.1  Subjek Penelitian
Subjek penelitian diambil berdasarkan kriteria :
1. Mahasiswa
Pemilihan mahasiswa sebagai subjek karena aktivitas keseharian mahasiswa yang tidak terlalu banyak melakukan pekerjaan yang membutuhkan beban fisik yang tinggi, sehingga dianggap sebagai tenaga kerja tidak terlatih dan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menentukakan batas angkat beban optimum untuk pekarja tidak terlatih.
2. Usia
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2007), bahwa usia 15 sampai 64 tahun merupakan usia produktif serta masuk dalam usia angkatan kerja di Indonesia, sehingga penelitian ini mengambil sampel dengan usia 19-24 tahun.
3. Jenis kelamin
Penelitian ini mengambil sampel mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki. Ini dimaksudkan agar data yang diambil adalaH homogen.
4. Antropometri
Sampel berjumlah 30 orang, dengan tinggi badan 155-170 cm dan berat badan 50-65 kg. Ukuran ini diambil berdasarkan antropometri sampel penelitian.
5. Sehat
Subjek yang diambil berbadan sehat tidak mengalami keluhan pada tulang belakang sesuai dengan pemeriksaan dokter.

3.2 Alat dan Bahan
1. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Stopwatch digunakan pada saat pengukuran denyut jantung
b. Meteran untuk mengukur antropometri
c. Timbangan untuk mengukur berat badan
2. Bahan yang digunakan
a. Beban kerja
Beban yang digunakan dalam penelitian ini berupa pasir, dengan berat 15kg, 20kg,dan 25kg
b. Karung
Karung yang digunakan akan diberi masing-masing beban yang berbeda. dengan ukuran dimensi yaitu
lebar 18 cm dan tinggi 28 cm.

3.4 Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Populasi yang digunakan adalah Mahasiswa Teknik, Program Studi Teknik Industri dan Dalam penelitian ini penentuan sampel diambil sebanyak 30 orang secara random dari populasi yang didasarkan pada pendapat Guy (1976) yang menyatakan ukuran minimum sampel yang dapat diterima minimal 20% dari populasi.

3.5 Tahap-tahap Pengumpulan Data
Adapun penentuan tahapan pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
•   Melakukan pengukuran data awal yaitu pengukuran denyut nadi, berat badan, tinggi badan, dan usia responden
• Setelah dilakukan pengumpulan data awal dilanjutkan dengan penentuan frekuensi pengangkatan dan
berat beban yang akan diangkat oleh responden yang telah ditentukan yaitu masing-masing: 15kg, 20kg, dan 25kg dengan frekuensi pengangkatan 1 angkatan/menit sampai dengan 3 angkatan/menit. Dengan waktu istirahat 30 menit sampai denyut nadi responden sesuai atau mendekati denyut nadi awal dan dilanjutkan dengan pengukuran faktor pengali berdasarkan pendekatan RWL yaitu H, D, dan V, A, pada saat sampel melakukan pengangkatan beban.
3.6  Metode dan Teknik Analisa Data
Adapun data-data yang telah dikumpulkan tersebut dilakukan pengolahan kemudian dianalisis sebagai
berikut :
1. Penilaian RWL dengan pendekatan fisiologis secara tidak langsung dengan tahapan perhitungan sebagai
berikut :
    Penilaian metabolisme tubuh secara tidak langsung dengan metode 10 denyutan (kilbon, 1992 dalam Widodo, S 2008). Menggunakan persamaan (1)
•      Perhitungan peningkatan denyut nadi yang diekspresikan dalam persentase dengan menggunakan persamaan (2)
•      Penentuan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dihitung dengan persamaan (4)dan Penilaian RWL dengan pendekatan fisiologis secara langsung dengan tahapan
perhitungan sebagai berikut :
a. Perhitungan metabolisme basal menurut Mahan yang dihitung menggunakan persamaan (5)
b. Menghitung luas permukaan tubuh berdasarkan teori Aud dan Du Bois dengan persamaan (6)
c. menentukan konsumsi energi kerja yang dihitung menggunakan persamaan (7)
2. Perhitungan Recommended Weigt Limit dengan menggunakan persamaan (8)
3. Penentuan faktor pengali berdasarkan sikap dan kondisi kerja pengangkatan beban yaitu :
• Konstanta pembebanan (LC)
• Perhitungan nilai HM menggunakan persamaan (9)
• Perhitungan nilai VM menggunakan persamaan (10)
• Perhitungan nilai dilai DM menggunakan persamaan (11)
• Perhitungan AM menggunakan persamaan (12)
• Penentuan nilai FM (lihat tabel 4)
• Penentuan nilai CM (lihat tabel 5)
4. penentuan nilai Lifting Indeks menggunakan persa
maan (13)




























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
Sebelum melakukan pengukuran denyut nadi, terlebih dahulu dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan,dan usia responden, yang diperlihatkan pada berikut ini.
Tabel 4.5
Pengambilan Data Awal Responden
4.2 Pengumpulan Data Denyut Nadi
Setelah dilakukan pengumpulan data awal dilanjutkan dengan penentuan frekuensi pengangkatan dan berat beban yang akan diangkat oleh responden yang telah didediakan yaitu : 15 kg, 20 kg, dan 25 kg dengan frekuensi pengangkatan 1 angkatan/menit sampai dengan 3 angkatan/menit. Dengan waktu istirahat 30 menit sampai denyut nadi responden sesuai atau mendekati denyut nadi awal.






Tabel 4.6
Data Pengukuran Waktu 10 Denyut Nadi Responden
Keterangan:
Ø      DNI : Denyut Nadi Istirahat
Pengambilan atau pengukuran denyut nadi istirahat dilakukan pada saatsebelum pekerja memulai pekerjaannya.
Ø  DNK : Denyut Nadi Kerja
Pengambilan atau pengukuran denyut nadi kerja dilakukan pada saat operator melakukan
pengangkatan yaitu :
• DNK 1 untuk beban kerja 15 kg
• DNK 2 untuk beban kerja 20 kg
• DNK 3 untuk beban kerja 25 kg
4.3 Pengumpulan Data RWL
Setelah dilakukan pengukuran denyut nadi, Kemudian dilakukan pengukuranfaktor pengali berdasarkan pendekatan RWL yaitu H, D, dan V, A, pada saatsampel melakukan pengangkatanbeban. Pengumpulan data RWL dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini
Keterangan :
 H = Jarak antara tangan dengan titik tengah pergelangan kaki terhadap beban
V = Jarak vertikal posisi tangan yang memegang beban terhadap lantai terhadap beban
D = Jarak perpindahan beban secara vertikal antara tempat asal sampai tujuan
 A = sudut yang menunjukan sejauh mana beban dipindahkan dari depan tubuh ketujuan.
Tabel 4.7
Data Pengali Berdasarkan RWL
Pengolahan Data Berdasarkan Pendekatan Fisiologis
1. Penilaian Beban Kerja Dengan Cara Penilaian Tidak Langsung
Hasil dari data waktu 10 denyut nadi resaponden kemudian dimasukkan kedalam persamaan 10
Denyut (metode 10 denyut) (lihat persamaan 1). Sehingga diperoleh denyut nadi pekerja setiap denyut per
menit (Denyut/Menit) sebagai berikut :
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Denyut Nadi Responden
Dengan Metode 10 Denyut
Dari hasil perhitungan denyut nadi untuk kaseluruhan sampel dengan metode 10 denyut dapat
dihitung denyut nadi maksimal untuk 19-24 Tahun sebagai berikut :
DNK Maks : Denyut Nadi Maksimal, 220 – Umur (pria)
Dimana :
􀂾 Untuk Usia 19 Tahun : DNKMaks = (220-19) = 201
􀂾 Untuk Usia 20 Tahun : DNKMaks = (220-20) = 200
􀂾 Untuk Usia 21 Tahun : DNKMaks = (220-21) = 199
􀂾 Untuk Usia 22 Tahun : DNKMaks = (220-22) = 198
􀂾 Untuk Usia 23 Tahun : DNKMaks = (220-23) = 197
􀂾 Untuk usia 24 Tahun : DNKMaks = (220-24) = 196
NK : Nadi Kerja (rerata denut nadi kerja)
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 9 selanjutnya dapat dilakukan perhitungan peningkatan denyut nadi kerja dan klasifikasi beban kerja sebagai berikut :
1)    Perhitungan peningkatan denyut nadi kerja (% HR Reverse) untuk masing-masing beban kerja dan Perhitungan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja(%CVL) untuk keseluruhan beban kerja selengkapnya tertera pada tabel berikut ini


Tabel 4.9
Rekapitulasi Hasil Perhitungan % HR Reverse dan %CVL
2. Penilaian Beban Kerja Dengan Cara Penilaian Langsung
Perhitungan metabolisme basal (BMR) menurut Mahan (1996), Perhitungan luas permukaan tubuh (Teori Aud dan Du Bois) dan Perhitungan konsumsi Energi Rumus yang digunakan untuk menghitung besar energi yang dikeluarkanyang diperoleh dari rata-rata perhitungan denyut nadi kerja berdasarkan perhitungan 10 denyut/menit pada tabel 8 dengan menggunakan persamaan 8. Hasil perhitungan dari masing-masing persamaan diatas dapat dilihat pada
tabel berikut:



Tabel 4.10
Rekap Data Dengan Penilaian Langsung
4.4 Pengolahan Data Berdasarkan Pendekatan Recomended Weight Limit (RWL)
4.4.1 Perhitungan Faktor Pengali RWL
Dari tabel 8 dapat dilakukan perhitungan terhadap faktor pengali sesuai dengan persamaan Recomended Weight Limit berdasarkan komponen dan metrik.
Hasil perhitungan faktor pengali RWL untuk keseluruhan responden dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini :
Tabel 4.11
Hasil perhitungan faktor pengali RWL




Dari tabel 12. dapat dilakukan perhitungan lanjutan dengan menggunakan pendekatan Recommended
Weight Limit (RWL) Keterangan :
􀂾 LC = 25 Kg(Batas angkat beban berdasarkan hasil penelitian)
􀂾 CM = 0.95 (kriteria Fair)
􀂾 FM = 0.88 (tiga angkatan/menit dengan V< 75 yaitu 68 dari hasil penelitian) Untuk hasil perhitungan RWL selangkapnya dapat dilihat pada tabel 12.
4.4.2 Perhitungan Nilai Lifting Index
Sedangkan untuk perhitungan Lifting Index juga dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini :
Tabel 4.12
Rekapitulasi Hasil Perhitungan RWL dan LI
untuk beban kerja 15 kg, 20 kg dan 25 kg


















BAB V
ANALISIS
5.1 AnalisisBeban Kerja
5.1.1AnalisisRWL Berdasarkan Pendekatan Fisiologis
Untuk menentukan RWL secara fisiologis kita harus mengetahui konsumsi energi yangdikeluarkan pada saat bekerja yang dalam penelitian ini dilakukan dengan cara yang objektif yaitu secara tidak langsung untuk mengetahui kecepatan denyut jantung selama bekerja dan cara langsung untuk mengetahui konsumsi oksigen.
1. Analisis dengan cara penilaian tidak langsung
Ø  Dari hasil perhitungan denyut jantung untuk usia 18-25Tahun sebelum melakukan pengangkatan masih dalam kondisi normal yaitu berkisar antara 60 denyutan/menit, namun setelah sampel melakukan pengangkatan beban terdapat peningkatan denyut jantung sesuai dengan berat beban yang diterima oleh tiap sampel.
Ø  Berdasarkan hasil perhitungan % HR Reverse terdapat peningkatan yang potensial terhadap denyut jantung berdasarkan beban kerja yang diterima oleh tiap sampel.
Ø  Jika dilihat pada perhitungan %CVL yang disesuaikan dengan tabel 2 untuk menilai berat ringanya beban kerja sesuai klasifikasi %CVL hasil perhitungan menunjukan bahwa beban yang diangkat oleh setiap sampel tidak terjadi kelelahan karena < 30%.
2. Analisis dengan Cara penilaian langsumg
Ø  Dari hasil perhitungan BMR menurut Mahan (1996) untuk laki-laki dewasa sudah mendekati acuan yang ditetapkan yaitu untuk laki-laki dewasa dengan berat badan 50-70 kg = 1.2 Kkal/menit atau sekitar 1700 Kkal/hari.
Ø  Dengan semakin berat dan tinggi tubuh seseorang maka semakin luas pula permukaan tubuhnya, sehingga mempengaruhi besar kilo kalori yang diperlukan.
Ø  Berdasarkan perhitungan energi yang dikeluakan pada saat pengangkatan beban untuk rata-rata perlakuan dengan durasi pengangkatan 3angkatan/menit berada pada kondisi kerjaringan.
5.1.2 AnalisisBerdasarkan perhitungan RWLdan Lifting Index
Perhitungan RWL didasarkan pada perhitungan faktor pengali horizontal, fertikal, Asimetrik, Frekuensi, dan coupling. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh kemampuan angkat beban untuk pekerja yang tidak terlatih dengan batasan usia 19-24 tahun untuk durasi satu angkatan/menit sebesar22 kg.
 Berdasarkan perhitungan Lifting Index untuk tenaga kerja tidak terlatih diperoleh bahwa beban kerja 15 kg, dan 20 kg tidak teridentifikasi beresiko cidera pada tulang belakang karena nilai LI > 1, namun untuk beban kerja 25 kg teridentifikasi mengandung resiko cidera tulang belakang bagi tenaga kerja tidak terlatih karena nilai LI < 1. Hal ini disebabkan karena sampel yang digunakan dalam penelitian tidak terbiasa malakuakan pekerjaan pengangkatan beban diatas 25 kg, sehingga diperoleh nilai batas angkat beban untuk tenaga kerja tidak terlatih untuk usia 19-24 tahun adalah 22 kg.












BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi permasalahan yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan perhitungan penilaian beban kerja fisiologis yang dilakukan dengan cara yang subjektif berdasarkan perhitungan denyut nadi kerja maka disimpulkan bahwa untuk tenaga kerja tidak terlatih dengan usia 19-24 tahun untuk beban kerja 15 kg, 20 kg, dan 25 kg masuk dalam kategori kondisi kerja ringan karena nilai % HCL > 30 % dan konsumsi energinya senilai 3.09.
2. Berdasarkan perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) diketahui bahwa beban angkat optimal untuk tenaga kerja tidak terlatih untuk usia 19-24 tahun 22 kg, hal ini disebabkkan karena tiap sampel tidak terbiasa melakukan pekerjaan pengangkatan beban diatas 25 kg.
3.    Berdasarkan perhitungan Lifting Index (LI) untuk beban kerja 15 kg, 20 kg yang diangkat oleh sampel dalam penelitian tidak teridentifikasi menimbulkan cidera tulang belakang karena nilai LI > 1, namun untuk beban kerja 25 kg yang diangkat oleh sampel dalam penelitian teridentifikasi menimbulkan resiko cidera tulang belakang karena nilai LI < 1.











KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan
            Jurnal yang saya analisis adalah jurnal tentang “BEBAN KERJA DITINJAU DARI FAKTOR USIA DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIHT LIMIT” ( Studi Kasus Mahasiswa Unpatti Poka) disusun oleh Aminah Soleman, ST. MT.
Kelebihan dari jurnal ini adalah membahas semua tentang ergonomi yang di aplikasikan dalam dunia kerja misalkan tentang tenaga kerja manusia yang di  jadikan satu-satunya pekerja terutama kegiatan penanganan material. Disini juga dijelaskan tentang biomekanika yang berperan sebagai pembelajaran menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh makhluk hidup yang mempelajari tentang kekuatan, keahanan dan ketelitian manusia. Beban kerja yang menjelaskan tentang kapasitas benda kerja yang mampu di angkat oleh manusia tanpa terjadinya resiko kecelakaan.
            Kelebihan yang lain yaitu pada perhitungan yang rinci dimulai dari pengambilan data kemudian di hitung denga persamaan-persamaan NIOSH .
            Sehingga para pembaca mudah mengerti yang dimaksud dalam jurnal tersebut.
Sehingga kelebihan lain yaitu yang awalnya tidak mengerti resiko terjadinya kecelakaan kerja sekarang menjadi mengerti factor-faktor yang menyebabkan kecelakaan dalam bekerja dan keamanan pun mulai bertambah dari pada yang dulu

Kelemahan
Kelemahan dari jurnal ini adalah tidak jelasnya pada sub bab jurnal yang tidak ada urutanya, tidak adanya nomer tabel dalam tiap tabel yang di cantumkan


                                                                                                                                 
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rinekecipta. Jakarta. Http://www.hse.gov.uk/pubas.pdf. Ayoub & Dempsey, P. G. 2006.Material handling talk desain.
Ergonomic. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. Akses tanggal 15 Nopember 2010
Muslimah, E,dkk. 2007. Analisis Manual Material Handling Menggunakan NIOSH.Jurusan Teknik Industri.
Universitas Muhammadiyah. Surakartta.
Nurmianto, E. 2003. Konsep Dasar Ergonomi Dan Aplikasi, Penerbit Guna Widya. Edisi Pertama. Cetakan
Ketiga.
Sarfa, R. 2004. Analisis Faktor Pengali Ferekuensi (FM) Pada Perumusan Pembebanan NIOSH. Tesis
Pasca Sarjana Universitas Gadja Mada. Jakarta.
Sutalaksana, Iftikar Z, dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Intitut Teknologi. Bandung.
Suma’mur. P. K. Dr, M.Sc (1989), Higene Perusahaan dan Keselamatan Kerja, Haji Masagung. Jakarta.
Wignjosoebroto Sritomo, Ergonomi, Studi gerak dan Waktu, Penerbit Guna Wiya. Surabaya.
Widodo,S. 2008.Penentuan Lama Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja Dengan Pendekatan
Fisiologis. Tugas AkhirJurusan teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiah.

Surakarta.