Jumat, 14 Juni 2013

Operation Process Chart (OPC), Assembly Process Chart (APC), dan Bill Of Material (BOM)


Menurut Wignjosoebroto (2006), peta proses operasi (operation process chart) atau disingkat OPC adalah peta kerja yang menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut ke dalam elemen-elemen operasi secara detail. Sutalaksana (1979) berpendapat bahwa peta proses operasi menggambarkan langkah-langkah operasi dan pemeriksaan yang dialami bahan dalam urutan-urutannya sejak awal sampai menjadi produk utuh maupun sebagai bahan setengah jadi. Jadi dapat dikatakan peta proses operasi merupakan peta yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan memuat informasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut, seperti waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan mesin yang dipakai.
Informasi-informasi yang dicatat melalui peta proses operasi ini memiliki banyak kegunaan. Kegunaan tersebut antara lain dapat mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya, memperkirakan kebutuhan material, membantu menentukan tata letak pabrik, serta untuk pelatihan kerja.
Contoh Operation Process Chart (OPC)
Assembly ProcesChart (APC) menurut Sutalaksana (1979)merupakan peta yang menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami komponen berikut pemeriksaannya dari awal sampai produk jadi selesai. APC atau peta proses perakitan memiliki beberapa manfaat diantaranya dapat menentukan kebutuhan operator, mengetahui kebutuhan tiap komponen, untuk menentukan tata letak fasilitas, dan membantu menentukan perbaikan cara kerja.
Contoh Assembly Process Chart (APC)
Struktur produk menurut Gaspersz (2002) merupakan cara komponen-komponen itu bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufakturing. Struktur produk menunjukkan bahan baku yang dikonversi ke dalam komponen-komponen fabrikasi kemudian komponen-komponen itu bergabung secara bersama untuk membuat subassemblies, kemudian subassemblies digabung bersama membuat assemblies dan seterusnya sampai produk akhir.
Struktur produk sering ditampilkan dalam bentuk gambar (chart format). Struktur produk yang standar memiliki lebih banyak subassemblies dari pada produk akhir dan komponen dari padasubassemblies (berbentuk segitiga dengan puncak adalah produk akhir, bagian tengah adalahassemblies dan bagian bawah adalah komponen dan bahan baku). Produk yang berstruktur modular memiliki lebih sedikit subassemblies atau modul dibandingkan dengan produk akhir (berbentuk dua buah segitiga dengan dua buah puncak bertemu di tengah dengan bagian atas adalah produk akhir, bagian tengah adalah assemblies dan bagian bawah adalah komponen dan bahan baku). Struktur produk inverted memilki lebih sedikit subassemblies dibandingkan produk akhir, dan lebih sedikit komponen dan bahan baku dibandingkan subassemblies (berbentuk segitiga terbalik, dengan bagian atas adalah produk akhir, bagian tengah adalah assemblies, dan bagian bawah adalah komponen dan bahan baku).
Kegunaan struktur produk yaitu untuk mengetahui berapa jumlah item penyusunan suatu produk akhir dan memberikan rincian mengenai komponen yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk. Teknik yang digunakan dalam membuat struktur produk ada dua, yaitu teknik explosiondan implosion. Struktur produk explosion adalah suatu teknik penguraian komponen struktur produk yang urutan dimulai dari induk sampai komponen pada level paling bawah. Struktur produkimplosion adalah suatu teknik penguraian komponen struktur produk yang urutan dimulai darikomponen sampai induk atau level atas.
Contoh Struktur Produk Explotion
Contoh Struktur Produk Implotion
Bill of material (BOM) merupakan rangkaian struktur semua komponen yang digunakan untuk memproduksi barang sesuai dengan Master Production SchedulingBill of material adalah daftar dari bahan baku, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir. Bill of material dibagi menjadi dua yaitu bill of material yang berupa modul (modular bill) yang dapat diatur di seputar modul produk. Modul bukan merupakan produk akhir yang akan dijual, tapi merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk. Modul-modul ini mungkin merupakan komponen inti dari suatu produk akhir atau pilihan produk. Bill of material untuk modul-modul tersebut disebut juga modular bill. Tipe yang kedua yaitu bill untuk perencanaan dan phantom bills. Phantom bill of material adalah bill of material untuk komponen, biasanya sub-sub perakitan yang hanya ada sementara waktu. Bill ini langsung bergerak ke perakitan lainnya. Bill ini diberi kode agar diperlakukan khusus lead time-nya nol dan ditangani sebagai bahan integral dari bahan induknya. Phantom bill tidak pernah dimasukkan kedalam persediaan.
Beberapa format dari bill of material (BOM) yaitu single-level yang menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level komponen-komponen pembentuknya, dan multi-level yang menggambarkan struktur produk lengkap dari level 0 sampai level paling bawah.
Jenis BOM yang dipakai untuk keperluan perencanaan ini sering disebut sebagai planning bill of material (planning BOM) atau sering disingkat sebagai planning bill, yang dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu yang pertama adalah planning bill dan yang kedua ialah modular billBill of materialtediri dari 3 bentuk utama. Pertama planning bills dengan item yang dijadwalkan merupakan komponen atau subassemblies untuk pembuatan produk akhir, dimana item-item yang dijadwalkan itu secara fisik lebih kecil dari pada produk akhir. Kategori ini adalah modular bill of material daninverted bill of material.
Planning bills dengan item yang dijadwalkan memiliki produk akhir sebagai komponen-komponennya (super bills), dimana item-item yang dijadwalkan secara fisik lebih besar dari pada produk akhir. Kategori jenis ini adalah super bill of material, super family bill of material, dan super modular bill of material. Modular bills mengelompokkan subassemblies dan parts berdasarkan pada apakah mereka adalah unit terhadap specific or common product option terhadap semua konfigurasi produk. Kelompok ini disebut module yang dijadwalkan dalam master production schedule (MPS) bukan produk akhir yang dijadwalkan.
Menurut Gaspersz (2002), keuntungan dari penggunaan modular planning bill adalah cocok dipergunakan untuk produk yang memiliki banyak pilihan, jumlah item yang dijadwalkan dalam MPS menjadi lebih sedikit, dan peramalan berdasarkan modul lebih akurat dibandingkan dengan permalan untuk konfigurasi spesifik. Inverted bills of material adalah suatu komponen tunggal atau bahan baku yang dapat diubah ke dalam banyak produk unit. Inverted bill of material, peramalan dan MPS dilakukan pada level bahan baku dan bukan pada level produk akhir. Peramalan pada level bahan baku agregat lebih akurat dari pada peramalan pada level produk akhir individual.Inverted bills didasarkan pada asumsi bahwa persentase penggunaan inverted bills umum diterapkan dalam proses industri. Penggunaan bill of material secara umum digunakan oleh berbagai macam bidang yang diantaranya yaitu engineering, production planning control (PPC) dan accounting. Penggunaan BOM di bidang enginering dibuat sebagai bagian dari perencanaan proses produksi dan juga digunakan untuk menentukan item-item mana saja yang harus di beli atau dibuat sendiri. Penggunaan struktur produk di bidang production planning control digunakan untuk dilakukan penggabungan dengan master production schedule (MPS) yang digunakan untuk menentukan item-item dalam daftar pembelian dan order produksi yang harus dilepas.Struktur produk di bidang accounting digunakan dalam menghitung biaya produk dan harga jual.
Contoh Bill Of Material (BOM) Explotion
No.
Level
Kode
Deskripsi
Kuantitas
1
0
JH
Jemuran Handuk
1
2
1
Pa
Penyangga
2
3
2
RSL
Rangka Sayap Lebar
4
4
2
RSP
Rangka Sayap Panjang
4
5
3
RB
Rangka Bawah
2
6
4
RA
Rangka Atas
4
7
5
PB
Palang Bawah
2
8
6
RK
Rangka Kaki
4
9
6
PA
Palang Atas
2
10
2,6
Pep
Pengganjal Persegi
24
11
2,3,4,5
Pel
Pengganjal Lingkaran
20
12
2,3,4,5,6
S
Sekrup
24
Contoh Bill Of Material (BOM) Implotion
No.
Level
Kode
Deskripsi
Kuantitas
1
0
RK
Rangka Kaki
4
2
0
PA
Palang Atas
2
3
1
PB
Palang Bawah
2
4
2
RA
Rangka Atas
4
5
3
RB
Rangka Bawah
2
6
4
RSL
Rangka Sayap Lebar
4
7
4
RSP
Rangka Sayap Panjang
4
8
5
Pa
Penyangga
2
9
6
JH
Jemuran handuk
1
10
0,4
Pep
Pengganjal Persegi
24
11
1,2,3,4
Pel
Pengganjal Lingkaran
20
12
0,1,2,3,4
S
Sekrup
24

1 komentar: