PERANCANGAN DAN PEMBUATAN HIASAN LAMPU MENGGUNAKAN KERTAS
BUNGKUS ROKOK
Disususn Oleh:
ELIZA NUR JULAY HAYATIN
110421100031
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi ini banyak sekali perusahaan yang
membuat segala macam produk yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia,
semua yang diperlukan oleh manusia atau yang menjadi kebutuhan pokok
sehari-hari akan menjadi salah satu peluang bagi perusahaan tertentu yang akan
menciptakan produk yang menjadi kebutuhan. Dari besarnya kebutuhan yang
diperlukan manusia, maka akan menjadi salah satu peluang bisnis besar juga bagi
perusahaan, manusia akan menjadi sangat senang jika kebutuhan yang diperlukan
bisa terpenuhi.
Namun di sisi lain dari besarnya kebutuhan manusia tersimpan
juga bahaya yang secara tidak langsung
mengancam jiwa manusia salah satunya yaitu sampah sampah merupakan suatu barang
yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh manusia, jika sampah menumpuk selama
ratusan tahun maka lama kelamaan sampah akan terurai menjadi zat yang berbahaya
bagi kesehatan manusia.
Dengan banyaknya sampah yang sudah menumpuk di berbagai
wilayah, maka peneliti berkeinginana untuk mendaur ulang sampah yang menjadi
salah satu sumber penyakit bagi manusia, peneliti akan menggunakan limbah
kertas bungus rokok menjadi salah satu produk yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia dan mempunyai nilai jual.
Limbah kertas bungkus rokok ini akan di gunakan menjadi
salah satu hiasan lampu malam, dengan adanya krestifitas yang dilakukan
masyarakat akan sangat diuntungkan karena selain mengurangi limbah kertas di
suatu daerah limbah kertas juga mempunyai nilai seni tersendiri sebagai salah
satu produk yang ramah lingkungan.
Salah satu lokasi yang tepat untuk pemasaran produk daur
ulang yaitu didaerah lamongan karena daerah lamongan masyarakatnya sangat
berminat dengan suatu produk yang berhubungan dengan seniselain itu produk daur
ulang ini juga merupakan salah satu produk yang unik, yang belum pernah ditemui
di pasaran.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pentingnya
daur ulang bagi kehidupan masyarakat sekitar karena selain dapat mengurangi
sampah yang menumpuk, daur ulang sampah juga bisa menggurangi wabah penyakit
bagi masyarakat selain itu masyarakat sekitar dapat mengolah limbah menjadi
suatu produk yang ramah lingkungan mempunyai nilai seni dan menjadi salah satu
alat untuk mengapresiasikan kreatifitas masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada pada
penelitian diatas yaitu:
1.
Bagaimana merancang suatu
produk yang menggunakan bahan baku berupa limbah kertas bungkus rokok ?
2.
Bagaimana daya jual produk yang terbuat dari bahan yang sudah
tidak digunakan agar diterima dengan baik dipasaran ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian diatas adalah :
1.
Upaya memanfaatkan limbah
sampah yang sudah tidak terpakai menjadi salah satu produk yang ramah
lingkungan.
2.
Menarik minat masyarakat terhadap pemanfaatan limbah.
1.4 Batasan Penelitian
Batasan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Pemuatan produk lampu hias
menggunakan limbah kertas bungkus rokok.
2.
Lampu hias di jual dengan harga
yang terjangkau.
Identifikasi
Permasalahan
|
Studi Lapangan dan Pustaka
|
Pemilihan Metode Pemecahan Masalah
|
Penetapan Tujuan Penelitian
(Merancang lampu hias dengan
menggunakan kertas rokok)
|
Perancangan Prototipe Kerajian lampu malam
dengan Pendekatan Metode VDI2221
ü Klarifikasi dari tugas
ü Konseptual desain
ü Perwujudan desain
ü
Detail desain:
|
Pembuatan prototype Kerajian lampu
malam
|
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perancangan Produk
Kerajinan Kerang
2.1.1
Pendahuluan
Proses pembuatan kerajinan kertas bungkus rokok ini
dilakukan karena didasarkan perkembangan zaman saat ini yang tidak begitu
memperhatikan banyaknya sampah di sekitar yang bisa menjadi salah satu peluang
bisnis. Karena lampu merupakan salah satu kebutuhan hidup dalam melakukan aktifitas
sehari-hari termasuk juga lampu malam.
Dalam mendesain hiasan lampu malam ini diperlukan suatu
urut-urutan atau struktur pengerjaan yang baik, hal ini dilakukan agar
memperoleh barang yang baik yang sesuai dengan keinginan konsumen dan sesuai
dengan anggaran yang dimiliki. Salah satu metode yang digunakan dalam merancang
sebuah produk ini adalah dengan menggunakan metode VDI 2221 yaitu
pendekatan sistimatik terhadap desain untuk sistem teknik dan produk teknik
yang dijabarkan oleh G. Pahl dan W Beitz (VDI = Verein Deutscher Ingeniure /
Persatuan Insinyur Jerman).
2.1.2
Metode VDI 221
Metoda
VDI 2221 terdiri dari 7 langkah desain yang memudahkan seorang insinyur
mewujudkan idenya secara efisien dan sistematis. Tujuh langkah yang terdapat di
metoda VDI 2221 ini dibagi kedalam 4 fase sebagai berikut:
Secara keseluruhan langkah
kerja yang terdapat dalam VDI 2221 terdiri dari 7(tujuh) tahap, yang
dikelompokkan menjadi 4(empat) fase yaitu :
1. Penjabaran
Tugas (Clarification of Task)
Penjabaran Tugas ini meliputi informasi mengenai
permasalahan dan kendala-kendala yang dihadapi. Kemudian disusun suatu daftar
persyaratan mengenai rancangan
yang akan dibuat.
2. Penentuan
Konsep Rancangan (Conceptual Design)
Pada Penentuan Konsep Rancangan ini
meliputi tiga langkah kerja yaitu:
2.1 Menentukan Fungsi dan Strukurnya.
2.2 Mencari Prinsip Solusi dan strukturnya.
2.3 Menguraikan menjadi Varian yang dapat di
Realisasikan.
3. Perancangan Wujud (Embodiment Design)
Pada Perancangan Wujud ini
dimulai dengan menguraikan rancangan ke dalam modul-modul
yang diikuti oleh desain awal dan desain jadi.
4. Perancangan Rinci (Detail Design)
Perancangan Rinci ini
merupakan proses perancangan dalam bentuk gambar. Yang meliputi gambar yang
tersusun dan gambar yang detail termasuk daftar komponen, spesifikasi bahan,
toleransi dan lain sebagainya. Pada fase ini semua pekerjaan didokumentasikan
sehingga pembuatan produk dapat dilaksaanakan oleh operator atau insinyur lain
yang ditunjuk.
Kelebihan
metode VDI 2221 ini juga karena tidak terikat pada cabang industri tertentu.
Tujuan lain yang ingin dicapai adalah untuk merumuskan dan mengarahkan berbagai
macam metoda desain yang berkembang akibat pesatnya kegiatan riset. Dengan
metoda ini diharapkan seorang insinyur dapat dengan cepat menguasai sistematika
perancangan tanpa harus belajar secara detail. Secara umum langkah kerja dengan
menggunakan metode VDI 2221 ini adalah sebagai berikut.
Gambar 2.1 Skema langkah kerja
BAB III
FASE 1: PENJABARAN TUGAS
2.1. Klarifikasi dari tugas
Yang menjadi rumusan
masalah dalam pembuatan produk ini yaitu bagaimana merancang suatu produk yang
menggunakan bahan baku berupa limbah kertas bungkus rokok, artinya penulis
ingin merancang suatu produk yang menggunakan bahan baku limbah ketas bungkus
rokok guna meminimalisir limbah kertas yang berserakan. Rumusan masalah yang
kedua yaitu bagaimana daya jual produk yang terbuat dari bahan yang sudah tidak
digunakan agar diterima dengan baik dipasaran, dalam arti lain penulis ingin
merancang desain produk yang akan dibuat agar bisa menarik minat konsumen dan
diterima dengan bain dipasaran.
Berdasarkan kuisioner yang sudah disebarkan
oleh penulis, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa konsumen ingin produk yang
unik, harga ekonomis dan mempunyai nilai seni.
Dalam perancangan
pembuatan produk ini, penulis melakukan sebagi berikut :
a. Penulis Mengumpulkan informasi tentang
data yang berhubungan dengan perencanaan pembuatan produk, yaitu tentang desain
yang diinginkan konsumen, warna serta harga yang diminati oleh konsumen.
Penulis juga memeriksa kendala apa saja yang dihadapi, kendala yang dihadapi
yaitu persaingan dengan produk lain dan minat konsumen terhadap produk dengan
menggunakan limbah rokok.
b. Memeriksa kehendak-kehendak yang lain yang
dapat menunjang pekerjaan. Banyaknya peminat terhadap produk sehingga bnayak
rekan kerja yang membantu dalam pembutan produk tersebut.
Dalam perancangan produk lampu
hias ini perlu adanya penyusunan spesifikasi, dimana dalam penyusunan
spesifikasi ini dilakukan dengan meninjau dari beberapa aspek misalnya aspek
kinematika, aspek gaya, asp,energi dan sebagainya. Berikut merupakan beberapa
aspek dalam spesifikasi.
3.2
Perumusan Tugas
Merumuskan tugas apa yang
dihadapi kaitannya dengan produk yang akan dibuat sehingga menjadi sesuai
dengan keinginan desainer. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Mempertimbangkan tingkatan-tingkatan
solusi yang berbeda yang dapat diaplikasikan.
b. Menentukan tingkatan beroperasi
c. Identifikasi atribut-atribut performansi
yang digunakan dengan 5W sebagai berikut.
- What (Apa)?
Produk apa yang akan dirancang: Kerajinan hiasan lampu malam yang terbuat
dari bungkus rokok.
- Who (Siapa)?
Kepada siapa produk ini akan dipasarkan: Kepada masyarakat umum, khususnya
masyarakat lamongan.
- Why (Mengapa)?
Mengapa produk ini dibuat: produk ini di buata agar dapat mengurangi dampak
dari global warning serta dapat menjadikan suatu yang gak berguna menjadi suatu
produk yang mempunyai harga jual.
- Where (Dimana)?
Dimana produk ini akan dipasarkan: di lamongan.
- When (Kapan)?
Kapan produk ini digunakan:
Ketika seseorang ingin beristirahat malam dan ingin pencahayaan sedikit
3.3 Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan informasi/data
yang berhubungan dengan perencanaan, memeriksa kendala apa saja yang dihadapi
dengan brainstroming melalui
aktivitas diskusi dan kajian literatur di dapatkan informasi sebagai berikut.
a. Informasi permasalahan dan kendala yang
dihadapi berkenaan dengan bahan baku yang tersedia.
i. Bahan baku utama yang digunakan
Karakteristik jenis keras:
-
Kertas
bungus rokok bagian dalam
Memiliki bentuk yang unik, cukup kuat
dalam menahan panasnya lampu serta warna yang menarik dan mengkilap.
-
Jenis
lem yang digunakan
1.
Lem
kertas : Memiliki daya lekat
yang kuat dan lama
2.
Doubel
tipe : Memiliki daya lekat yang
tidak terlalu kuat, namun memiliki
harga yang murah dan rapi.
b.
Memeriksa
kehendak-kehendak yang lain yang dapat menunjang pekerjaan dari masukkan
konsumen yang akan dituju misal terkait dengan aspek bentuk yang disukai,
warna, harga dll melalui kuisioner terbuka.
3.4 Memeriksa Keinginan Konsumen
Menggali kehendak/kebutuhan
konsumen dengan wawancara dan kuisioner terbuk dimana sebelumnya konsumen
diberi gambaran mengenai produk hiasan lampu malam dengan kertas bungkus rokok
yang belum ada di pasaran dan kemudian mereka menjawab pertanyaan secara lisan.
Tahap selanjutnya adalah menuliskan semua daftar kehendak/kebutuhan calon konsumen
sebagai berikut:
a. Memiliki bentuk yang menarik
b. Desain mudah dibuat
c. Dapat dibuat secara masal
d. Harga produk yang lebih murah dari
sejenisnya yaitu <Rp.25.000,00
e. Memiliki warna yang menarik
f. Memiliki berbagai macambentuk
g. Memiliki daya tahan yang lama
Tabel 2.1 Daftar Pengecekan Untuk Pedoman
Spesifikasi
D/W
|
Judul Utama
|
Daftar spesifikasi
|
D
|
Geometri
|
· Lebar 10 cm, tinggi 20 cm.
|
D
|
Gaya
|
· Output berupa lampu hias, kapasitas pengguanaan lampu yaitu 5 watt.
|
D
|
Material
|
· Bahan yang digunakan yaitu lampu, kabel,
lem, colokan, dan limbah kertas rokok.
|
D
|
Keselamatan
|
Keselamatan operasional dari lampu ini tidak
membahayakan lingkungan, karena lampu hias ditutup dengan kertas yang tidak
dapat menghantarkan panas.
|
D
|
Produksi
|
Lampu hias ini hanya diproduksi disatu tempat.
|
D
|
Kontrol kualitas
|
Pengontrolan kualitas disesuaikan dengan harapan dan keingin
masyarakat terhadap produk tersebut.
|
D
|
Perakitan
|
Perakitan dilakukan setelah tutup lampu sudah dibentuk.
|
w
|
Perawatan
|
Masa aktif lampu selama 6 bulan, pembersihan
dilakukan tiap minggu sekali.
|
Setelah membuat kebutuhan
konsumen langkah selanjutnya adalah membuat hiasan lampu. Langkah-langkah
membuat abstraksi adalah sebagai berikut:
a. Keinginan/whises dihilangkan.
b. Keharusan-keharusan / demands yang tidak menentukan fungsi untuk sementara dibuang. Hasil
dari abstraksi I dan II adalah sebagai berikut:
D/W
|
Judul Utama
|
Daftar spesifikasi
|
D
|
Geometri
|
· Lebar 10 cm, tinggi 20 cm.
|
D
|
Gaya
|
· Output berupa lampu hias, kapasitas pengguanaan lampu yaitu 5 watt.
|
D
|
Material
|
· Bahan yang digunakan yaitu lampu, kabel,
lem, colokan, dan limbah kertas rokok.
|
D
|
Kontrol kualitas
|
Pengontrolan kualitas disesuaikan dengan harapan dan keingin
masyarakat terhadap produk tersebut.
|
D
|
Perakitan
|
Perakitan dilakukan setelah tutup lampu sudah dibentuk.
|
c. Setelah iterasi I dan II maka dilanjutkan
membuat abstraksi III dan IV dengan cara besaran kuantitatif diganti menjadi
besaran kualitatif yang penting agar memudahkan perancangan konsep bentuk.
d. Hasil abstraksi III dan IV adalah sebagai
berikut:
”lampu malam dengan bentuk yang menarik, tahan lama, mudah dibuat, lebih
murah, mudah dirawat.”
e. Hasil abstraksi III dan IV selanjutnya
dilakukan abstraksi V untuk mendefinisikan produk lebih sederhana. Hasil abstraksi
V adalah:
”Dengan harga yang murah
bisa dapat lampu hias malam yang menarik dan aman”.
BAB IV
FASE 2: PENENTUAN KONSEP
PERANCANGAN (CONCEPTUAL DESIGN)
4.1 Struktur Fungsi Keseluruhan
Lampu hias ini terbuat dari limbah kertas
bungkus rokok, yang berfungsi sebagai lampu yang digunakan untuk untuk malam
hari atau digunakan dikamar tidur. Produk ini dibuat karena banyaknya limbah
bungkus rokok yang tidak digunakan dan meminimalisir limbah tersebut.
Proses pengerjaan lampu hias ini
dimulai dari pengumpulan limbah bungkus rokok, kemudian limbah dipilih yang
bisa digunakan, setelah itu kertas dibentuk sebagi tempat lampu hias sesuai
desain yang diharapkan, kemudian tempat lampu dirakit dengan lampu dan kabel,
sehingga menjasi satu produk lampu hias yang mempunyai nilai jual. Diagram
hubungan dalam pembuatan lampu hias adalah sebagai berikut :
Perakitan
kabel dan lampu
|
Perakitan
pembuatan bentuk tutup lampu
|
Penggabungan
dari rakitan lampu dan rakitan tutup lampu
|
Gambar 4.2 Diagram hubungan
input-proses-output produk lampu hias
Berdasarkan
analisa diagram hubungan input-proses-output diatas kemudian dirumuskan
struktur fungsi utama agar ”Dengan harga yang murah bisa dapat lampu
hias malam yang menarik dan aman”.
bisa berfungsi sebagai berikut:
1.
Struktur fungsi perakitan kabel
2.
Struktur fungsi bentuk tutup
lampu
Setelah menentukan struktur fungsi maka selanjutnya
adalah menyusun struktur sub fungsi dari struktur fungsi yang dibuat, hal ini
dilakukan untuk mempermudah proses selanjutnya. Adapun sub fungsi adalah
sebagai berikut:
1. Struktur fungsi perakitan kabel
a. Struktur fungsi kabel
b. Struktur fungsi lampu
2. Struktur fungsi tutup lampu
a. Struktur
Fungsi kertas
4.2 Prinsip Solusi dengan
Morphologi Chart
Dalam membuat alternative pada morphologi chart
memperhitungkan komponen sebagai respon teknik terhadap kebutuhan calon
konsumen dan dapat menjalankan fungsi utama dan sub fungsi yang telah di
dekomposisi di atas.
Struktur fungsi
|
Sub struktur fungsi
|
Alternatif solusi
|
Perakitan kabel
|
kabel
|
Transparan
|
Tebal
|
Kecil
|
lampu
|
Dop
|
Nion
|
|
Tutup lampu
|
kertas
|
grenjeng
|
Bungkus Luar
|
Bagian Dalam
|
4.4 Pengelompokan Varian
yang dapat Direalisasi
Apabila kombinasi yang ada
terlalu banyak maka untuk memilih kombinasi terbaik menjadi lama. Agar tidak
terjadi hal tersebut, maka apabila memungkinkan jumlah kombinasi harus
dikurangi. Prosedur yang dilakukan adalah dengan mengeleminasi dan memilih yang
terbaik. Dibawah ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan diantaranya
:
- Kesesuaian alternatif komponen pilihan
dengan fungsi keseluruhan.
- Terpenuhinya demand yang
tercantum dalam daftar spesifikasi sesuai dengan daftar kehendak/kebutuhan.
- Pengetahuan atau informasi yang
diperoleh pada tahap penjabaran tugas tentang konsep yang bersangkutan memadai.
Berdasarkan prinsip eliminasi
tersebut maka berikut ini daftar alternatif komponen yang dieliminasi disertai
dengan alasan eliminasinya :
Sub struktur fungsi
|
Alasan Eliminasi Alternatif Komponen Solusi
|
Perakitan kabel
|
kabel
Alasan eliminasi:
·
Kabel yang digunakan yaitu kabel yang transparan karena harga lebih
terjangkau
|
Lampu
Alasan eliminasi:
·
Lampu yang dipilih yaitu lampu dop, karena tida terlalu terang dan
cocok digunakan saat tidur
|
Tutup lampu
|
Bagian dalam rokok
Alasan eliminasi:
·
Karena warnanya menarik dan bentuknya unik
|
|
4.5 Pembuatan Varian
Konsep
Dari langkah mengurai menjadi
varian yang dapat direalisasi dengan eliminasi diatas maka selanjutnya
dilakukan pembuatan varian konsep berdasarkan alternatif komponen solusi yang
masih layak. Berikut ini morphologi chart komponen alternatif solusi terpilih untuk membangkitkan
alternatif ;
Struktur fungsi
|
Sub struktur fungsi
|
Alternatif solusi
|
Perakitan kabel
|
lampu
|
Dop
|
kabel
|
transparan
|
Tutup lampu
|
kertas
|
Bagian dalam
|
4.6 Evaluasi
Nilai
yang dapat diambil dari lampu hias ini yaitu, menyadarkan kita seberapa besar
peranan kita terhadap kerusakan lingkungan, yang nantinya kerusakan lingkungan
akan mengancam nyawa kita sendiri maka dari itulah kita harus mencintai bumi
kita, salah satu hal terkecil yang dapat menggurangi dampak kerusakan bumi
yaitu dengan memanfaatkan limbah barang bekas yang tidak di pakai menjadi salah
satu produk kretifitas yang dapat bermanfaat seperti yang lainya bahkan dalam
produk limbah ini dapat menjadi produk yang lebih ramah lingkungan di
bandingkan dengan produk yang lain.
BAB V
FASE 3: PERANCANGAN WUJUD (EMBODIMENT DESIGN) dan FASE 4: PERANCANGAN RINCI (DETAIL
DESIGN)
5.1 Perancangan Wujud
Pada tahap ketiga ini adalah
perancangan wujud dari benda yang akan dibuat. Pada tahap ini dimulailah
pembuatan detail wujud nyata lampu malam dari bungkus rokok. Tahap perancangan
wujud ini meliputi beberapa langkah perancangan. Yaitu:
a. Menguraikan menjadi modul-modul yang dapat
menjawab struktur fungsi yang ada yaitu:
1. Struktur fungsi
perakitan kabel
a. Struktur fungsi
kabel
b. Struktur fungsi
lampu
2. Struktur fungsi
tutup lampu
a. Struktur Fungsi kertas
Berdasarkan struktur fungsi diatas maka dapat dijabarkan
modul yang dapat menjawab fungsi keseluruhan lampu hias yaitu:
Lampu hias (lampu,kabel,penutup
lampu).
b. Memberi bentuk pada modul,
Dalam member bentuk pada tiap modul maka memperhatikan criteria spesifikasi
kehendak dari calon konsumen
·
Geometri
·
Material
·
Produksi
·
Perakitan
·
Perawatan
·
Harga
c.
Modul bentuk lampu hias Memiliki ukuran ±100 mm x 200 mm, dengan
menggunakan hiasan kertas bungkus bagian dalam.
d.
Memberi bentuk pada suluruh
kerja Kriteria yang digunakan dalam perancangan wujud ini adalah berdasarkan
affinity atribut kehendak/kebutuhan calon konsumen pada tahap penjabaran tugas
yaitu :
5.2 Perancangan Rinci
Pada tap ini adalah proses
perancangan dalam bentuk gambar lampu hias secara tersusun merupakan dokumen
dalam pembuatan mesin atau produk. Tahap inii masih diiukuti tahap evaluasi
untuk melihat kembali apakah alat, dan bahan baku telah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan atau tidak, dpat dibuat secara ekonomis, dan
semua dokumen telah lengkap.
5.3 Tahap Uji Alat dan Analisis
Tahap uji alat ini dilakukan
setelag prototipe lampu hias yang telah dibuat. Uji coba dilakukan dengan menyalakan
lampu hias tersebut apakah lampu dalam kondisi baik atau tidak dan apakah
kertas yang digunakan tahan panas atau tidak, bahan baku masih terpasang dengan
baik atau tidak. Apabila tutup lampu mengalami kerusakkan berarti uji coba
tidak berhasil.
5.4 Diagram Alir Penelitian
Identifikasi
Permasalahan
|
Studi Lapangan dan Pustaka
|
Pemilihan Metode Pemecahan Masalah
|
Penetapan Tujuan Penelitian
(Merancang lampu malam dengan bungkus
rokok)
|
Perancangan Prototipe Kerajian lampu malam
dengan Pendekatan Metode VDI2221
ü Klarifikasi dari tugas
ü Konseptual desain
ü Perwujudan desain
ü
Detail desain:
|
Pembuatan prototype kerajinan lampu
malam dengan bungkus rokok
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar