Jumat, 15 November 2013

pembuatan produk kerajinan dari bahan bekas



PERANCANGAN DAN PEMBUATAN HIASAN LAMPU MENGGUNAKAN KERTAS BUNGKUS ROKOK
Disususn Oleh:
ELIZA NUR JULAY HAYATIN
110421100031


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2013

BAB I

PENDAHULUAN

                 
1.1.  Latar Belakang
Di era globalisasi ini banyak sekali perusahaan yang membuat segala macam produk yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, semua yang diperlukan oleh manusia atau yang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari akan menjadi salah satu peluang bagi perusahaan tertentu yang akan menciptakan produk yang menjadi kebutuhan. Dari besarnya kebutuhan yang diperlukan manusia, maka akan menjadi salah satu peluang bisnis besar juga bagi perusahaan, manusia akan menjadi sangat senang jika kebutuhan yang diperlukan bisa terpenuhi.
Namun di sisi lain dari besarnya kebutuhan manusia tersimpan juga  bahaya yang secara tidak langsung mengancam jiwa manusia salah satunya yaitu sampah sampah merupakan suatu barang yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh manusia, jika sampah menumpuk selama ratusan tahun maka lama kelamaan sampah akan terurai menjadi zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Dengan banyaknya sampah yang sudah menumpuk di berbagai wilayah, maka peneliti berkeinginana untuk mendaur ulang sampah yang menjadi salah satu sumber penyakit bagi manusia, peneliti akan menggunakan limbah kertas bungus rokok menjadi salah satu produk yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dan mempunyai nilai jual.
Limbah kertas bungkus rokok ini akan di gunakan menjadi salah satu hiasan lampu malam, dengan adanya krestifitas yang dilakukan masyarakat akan sangat diuntungkan karena selain mengurangi limbah kertas di suatu daerah limbah kertas juga mempunyai nilai seni tersendiri sebagai salah satu produk yang ramah lingkungan.
Salah satu lokasi yang tepat untuk pemasaran produk daur ulang yaitu didaerah lamongan karena daerah lamongan masyarakatnya sangat berminat dengan suatu produk yang berhubungan dengan seniselain itu produk daur ulang ini juga merupakan salah satu produk yang unik, yang belum pernah ditemui di pasaran.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pentingnya daur ulang bagi kehidupan masyarakat sekitar karena selain dapat mengurangi sampah yang menumpuk, daur ulang sampah juga bisa menggurangi wabah penyakit bagi masyarakat selain itu masyarakat sekitar dapat mengolah limbah menjadi suatu produk yang ramah lingkungan mempunyai nilai seni dan menjadi salah satu alat untuk mengapresiasikan kreatifitas masyarakat.

1.2.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada pada penelitian diatas yaitu:
1.      Bagaimana merancang suatu produk yang menggunakan bahan baku berupa limbah kertas bungkus rokok ?
2.      Bagaimana daya jual  produk yang terbuat dari bahan yang sudah tidak digunakan agar diterima dengan baik dipasaran ?

1.3.  Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian diatas adalah :
1.      Upaya memanfaatkan limbah sampah yang sudah tidak terpakai menjadi salah satu produk yang ramah lingkungan.
2.      Menarik minat  masyarakat terhadap pemanfaatan limbah.
1.4 Batasan Penelitian
Batasan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Pemuatan produk lampu hias menggunakan limbah kertas bungkus rokok.
2.      Lampu hias di jual dengan harga yang terjangkau.
Mulai
Identifikasi Permasalahan

Studi Lapangan dan Pustaka

Pemilihan Metode Pemecahan Masalah

Penetapan Tujuan Penelitian
(Merancang lampu hias dengan menggunakan kertas rokok)

Perancangan Prototipe Kerajian lampu malam
dengan Pendekatan Metode VDI2221
ü  Klarifikasi dari tugas
ü  Konseptual desain
ü  Perwujudan desain 
ü  Detail desain:


Pembuatan prototype Kerajian lampu malam
Kesimpulan

Analisa Hasil Penelitian

selesai
 


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Perancangan Produk Kerajinan Kerang
2.1.1        Pendahuluan
Proses pembuatan kerajinan kertas bungkus rokok ini dilakukan karena didasarkan perkembangan zaman saat ini yang tidak begitu memperhatikan banyaknya sampah di sekitar yang bisa menjadi salah satu peluang bisnis. Karena lampu merupakan salah satu kebutuhan hidup dalam melakukan aktifitas sehari-hari termasuk juga lampu malam.
Dalam mendesain hiasan lampu malam ini diperlukan suatu urut-urutan atau struktur pengerjaan yang baik, hal ini dilakukan agar memperoleh barang yang baik yang sesuai dengan keinginan konsumen dan sesuai dengan anggaran yang dimiliki. Salah satu metode yang digunakan dalam merancang sebuah produk ini adalah dengan menggunakan metode VDI 2221 yaitu pendekatan sistimatik terhadap desain untuk sistem teknik dan produk teknik yang dijabarkan oleh G. Pahl dan W Beitz (VDI = Verein Deutscher Ingeniure / Persatuan Insinyur Jerman).
2.1.2        Metode VDI 221
Metoda VDI 2221 terdiri dari 7 langkah desain yang memudahkan seorang insinyur mewujudkan idenya secara efisien dan sistematis. Tujuh langkah yang terdapat di metoda VDI 2221 ini dibagi kedalam 4 fase sebagai berikut:
Secara keseluruhan langkah kerja yang terdapat dalam VDI 2221 terdiri dari 7(tujuh) tahap, yang dikelompokkan menjadi 4(empat) fase yaitu :
1.   Penjabaran Tugas (Clarification of Task)
Penjabaran Tugas ini meliputi informasi mengenai permasalahan dan kendala-kendala yang dihadapi. Kemudian disusun suatu daftar persyaratan mengenai          rancangan yang akan dibuat.
2.   Penentuan Konsep Rancangan (Conceptual Design)
            Pada Penentuan Konsep Rancangan ini meliputi tiga langkah kerja yaitu:
2.1    Menentukan Fungsi dan Strukurnya.
2.2    Mencari Prinsip Solusi dan strukturnya.
2.3    Menguraikan menjadi Varian yang dapat di Realisasikan.
3.   Perancangan Wujud (Embodiment Design)
Pada Perancangan Wujud ini dimulai dengan menguraikan rancangan ke dalam      modul-modul yang diikuti oleh desain awal dan desain jadi.
4.   Perancangan Rinci (Detail Design)
Perancangan Rinci ini merupakan proses perancangan dalam bentuk gambar. Yang meliputi gambar yang tersusun dan gambar yang detail termasuk daftar komponen, spesifikasi bahan, toleransi dan lain sebagainya. Pada fase ini semua pekerjaan didokumentasikan sehingga pembuatan produk dapat dilaksaanakan oleh operator atau insinyur lain yang ditunjuk.
Kelebihan metode VDI 2221 ini juga karena tidak terikat pada cabang industri tertentu. Tujuan lain yang ingin dicapai adalah untuk merumuskan dan mengarahkan berbagai macam metoda desain yang berkembang akibat pesatnya kegiatan riset. Dengan metoda ini diharapkan seorang insinyur dapat dengan cepat menguasai sistematika perancangan tanpa harus belajar secara detail. Secara umum langkah kerja dengan menggunakan metode VDI 2221 ini adalah sebagai berikut.
Gambar 2.1 Skema langkah kerja

BAB III
FASE 1: PENJABARAN TUGAS

2.1.  Klarifikasi dari tugas
Yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan produk ini yaitu bagaimana merancang suatu produk yang menggunakan bahan baku berupa limbah kertas bungkus rokok, artinya penulis ingin merancang suatu produk yang menggunakan bahan baku limbah ketas bungkus rokok guna meminimalisir limbah kertas yang berserakan. Rumusan masalah yang kedua yaitu bagaimana daya jual produk yang terbuat dari bahan yang sudah tidak digunakan agar diterima dengan baik dipasaran, dalam arti lain penulis ingin merancang desain produk yang akan dibuat agar bisa menarik minat konsumen dan diterima dengan bain dipasaran.
Berdasarkan kuisioner yang sudah disebarkan oleh penulis, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa konsumen ingin produk yang unik, harga ekonomis dan mempunyai nilai seni.
Dalam perancangan pembuatan produk ini, penulis melakukan sebagi berikut :
a.       Penulis Mengumpulkan informasi tentang data yang berhubungan dengan perencanaan pembuatan produk, yaitu tentang desain yang diinginkan konsumen, warna serta harga yang diminati oleh konsumen. Penulis juga memeriksa kendala apa saja yang dihadapi, kendala yang dihadapi yaitu persaingan dengan produk lain dan minat konsumen terhadap produk dengan menggunakan limbah rokok.
b.   Memeriksa kehendak-kehendak yang lain yang dapat menunjang pekerjaan. Banyaknya peminat terhadap produk sehingga bnayak rekan kerja yang membantu dalam pembutan produk tersebut.
Dalam perancangan produk lampu hias ini perlu adanya penyusunan spesifikasi, dimana dalam penyusunan spesifikasi ini dilakukan dengan meninjau dari beberapa aspek misalnya aspek kinematika, aspek gaya, asp,energi dan sebagainya. Berikut merupakan beberapa aspek dalam spesifikasi.


3.2  Perumusan Tugas
Merumuskan tugas apa yang dihadapi kaitannya dengan produk yang akan dibuat sehingga menjadi sesuai dengan keinginan desainer. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a.       Mempertimbangkan tingkatan-tingkatan solusi yang berbeda yang dapat diaplikasikan.
b.      Menentukan tingkatan beroperasi
c.       Identifikasi atribut-atribut performansi yang digunakan dengan 5W sebagai berikut.
- What (Apa)?
Produk apa yang akan dirancang: Kerajinan hiasan lampu malam yang terbuat dari bungkus rokok.
- Who (Siapa)?
Kepada siapa produk ini akan dipasarkan: Kepada masyarakat umum, khususnya masyarakat lamongan.
- Why (Mengapa)?
Mengapa produk ini dibuat: produk ini di buata agar dapat mengurangi dampak dari global warning serta dapat menjadikan suatu yang gak berguna menjadi suatu produk yang mempunyai harga jual.
- Where (Dimana)?
Dimana produk ini akan dipasarkan: di lamongan.
- When (Kapan)?
Kapan produk ini digunakan: Ketika seseorang ingin beristirahat malam dan ingin pencahayaan sedikit

3.3 Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan informasi/data yang berhubungan dengan perencanaan, memeriksa kendala apa saja yang dihadapi dengan brainstroming melalui aktivitas diskusi dan kajian literatur di dapatkan informasi sebagai berikut.
a.       Informasi permasalahan dan kendala yang dihadapi berkenaan dengan bahan baku yang tersedia.
i.      Bahan baku utama yang digunakan
Karakteristik jenis keras:
-       Kertas bungus rokok bagian dalam
            Memiliki bentuk yang unik, cukup kuat dalam menahan panasnya lampu serta warna yang menarik dan mengkilap.
-       Jenis lem yang digunakan
1.        Lem kertas            : Memiliki daya lekat yang kuat dan lama
2.        Doubel tipe          : Memiliki daya lekat yang tidak terlalu kuat,   namun memiliki harga yang murah dan rapi.
b.      Memeriksa kehendak-kehendak yang lain yang dapat menunjang pekerjaan dari masukkan konsumen yang akan dituju misal terkait dengan aspek bentuk yang disukai, warna, harga dll melalui kuisioner terbuka.                
3.4 Memeriksa Keinginan Konsumen
Menggali kehendak/kebutuhan konsumen dengan wawancara dan kuisioner terbuk dimana sebelumnya konsumen diberi gambaran mengenai produk hiasan lampu malam dengan kertas bungkus rokok yang belum ada di pasaran dan kemudian mereka menjawab pertanyaan secara lisan. Tahap selanjutnya adalah menuliskan semua daftar kehendak/kebutuhan calon konsumen sebagai berikut:
a.       Memiliki bentuk yang menarik
b.      Desain mudah dibuat
c.       Dapat dibuat secara masal
d.      Harga produk yang lebih murah dari sejenisnya yaitu <Rp.25.000,00
e.       Memiliki warna yang menarik
f.       Memiliki berbagai macambentuk
g.      Memiliki daya tahan yang lama







Tabel 2.1 Daftar Pengecekan Untuk Pedoman Spesifikasi
D/W
Judul Utama
Daftar spesifikasi
D
Geometri
·      Lebar 10 cm, tinggi 20 cm.
D
Gaya
·      Output berupa lampu hias, kapasitas  pengguanaan lampu yaitu 5 watt.
D
Material
·      Bahan yang digunakan yaitu lampu, kabel, lem, colokan, dan limbah kertas rokok.
D

Keselamatan
Keselamatan operasional dari lampu ini tidak membahayakan lingkungan, karena lampu hias ditutup dengan kertas yang tidak dapat menghantarkan panas.
D
Produksi
Lampu hias ini hanya diproduksi disatu tempat.
D



Kontrol kualitas
Pengontrolan kualitas disesuaikan dengan harapan dan keingin masyarakat terhadap produk tersebut.
D
Perakitan
Perakitan dilakukan setelah tutup lampu sudah dibentuk.
w
Perawatan
Masa aktif lampu selama 6 bulan, pembersihan dilakukan tiap minggu sekali.

Setelah membuat kebutuhan konsumen langkah selanjutnya adalah membuat hiasan lampu. Langkah-langkah membuat abstraksi adalah sebagai berikut:
a.       Keinginan/whises dihilangkan.
b.      Keharusan-keharusan / demands yang tidak menentukan fungsi untuk sementara dibuang. Hasil dari abstraksi I dan II adalah sebagai berikut:
D/W
Judul Utama
Daftar spesifikasi
D
Geometri
·      Lebar 10 cm, tinggi 20 cm.
D
Gaya
·      Output berupa lampu hias, kapasitas  pengguanaan lampu yaitu 5 watt.
D
Material
·      Bahan yang digunakan yaitu lampu, kabel, lem, colokan, dan limbah kertas rokok.
D



Kontrol kualitas
Pengontrolan kualitas disesuaikan dengan harapan dan keingin masyarakat terhadap produk tersebut.
D
Perakitan
Perakitan dilakukan setelah tutup lampu sudah dibentuk.

c.       Setelah iterasi I dan II maka dilanjutkan membuat abstraksi III dan IV dengan cara besaran kuantitatif diganti menjadi besaran kualitatif yang penting agar memudahkan perancangan konsep bentuk.
d.      Hasil abstraksi III dan IV adalah sebagai berikut:
”lampu malam dengan bentuk yang menarik, tahan lama, mudah dibuat, lebih murah, mudah dirawat.”
e.       Hasil abstraksi III dan IV selanjutnya dilakukan abstraksi V untuk mendefinisikan produk lebih sederhana. Hasil abstraksi V adalah:
”Dengan harga yang murah bisa dapat lampu hias malam yang menarik dan aman”.

BAB IV
FASE 2: PENENTUAN KONSEP PERANCANGAN (CONCEPTUAL DESIGN)

4.1 Struktur Fungsi Keseluruhan
Lampu hias ini terbuat dari limbah kertas bungkus rokok, yang berfungsi sebagai lampu yang digunakan untuk untuk malam hari atau digunakan dikamar tidur. Produk ini dibuat karena banyaknya limbah bungkus rokok yang tidak digunakan dan meminimalisir limbah tersebut.
Proses pengerjaan lampu hias ini dimulai dari pengumpulan limbah bungkus rokok, kemudian limbah dipilih yang bisa digunakan, setelah itu kertas dibentuk sebagi tempat lampu hias sesuai desain yang diharapkan, kemudian tempat lampu dirakit dengan lampu dan kabel, sehingga menjasi satu produk lampu hias yang mempunyai nilai jual. Diagram hubungan dalam pembuatan lampu hias adalah sebagai berikut :
Kabel, lampu dan kertas
Perakitan kabel dan lampu
Perakitan pembuatan bentuk tutup lampu
Penggabungan dari rakitan lampu dan rakitan tutup lampu
Output:
Lampu hias
Proses produksi
 











Gambar 4.2 Diagram hubungan input-proses-output produk lampu hias
Berdasarkan analisa diagram hubungan input-proses-output diatas kemudian dirumuskan struktur fungsi utama agar ”Dengan harga yang murah bisa dapat lampu hias malam yang menarik dan aman”.
 bisa berfungsi sebagai berikut:
1.      Struktur fungsi perakitan kabel
2.      Struktur fungsi bentuk tutup lampu
Setelah menentukan struktur fungsi maka selanjutnya adalah menyusun struktur sub fungsi dari struktur fungsi yang dibuat, hal ini dilakukan untuk mempermudah proses selanjutnya. Adapun sub fungsi adalah sebagai berikut:
1. Struktur fungsi perakitan kabel
a. Struktur fungsi kabel
b. Struktur fungsi lampu
2. Struktur fungsi tutup lampu
a.  Struktur Fungsi kertas

4.2 Prinsip Solusi dengan Morphologi Chart
Dalam membuat alternative pada morphologi chart memperhitungkan komponen sebagai respon teknik terhadap kebutuhan calon konsumen dan dapat menjalankan fungsi utama dan sub fungsi yang telah di dekomposisi di atas.
Struktur fungsi
Sub struktur fungsi
Alternatif solusi
Perakitan kabel
kabel
Transparan
Tebal
Kecil
lampu
Dop
Nion

Tutup lampu
kertas
grenjeng
Bungkus Luar
Bagian Dalam

4.4 Pengelompokan Varian yang dapat Direalisasi
Apabila kombinasi yang ada terlalu banyak maka untuk memilih kombinasi terbaik menjadi lama. Agar tidak terjadi hal tersebut, maka apabila memungkinkan jumlah kombinasi harus dikurangi. Prosedur yang dilakukan adalah dengan mengeleminasi dan memilih yang terbaik. Dibawah ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan diantaranya :
-     Kesesuaian alternatif komponen pilihan dengan fungsi keseluruhan.
-     Terpenuhinya demand yang tercantum dalam daftar spesifikasi sesuai dengan daftar kehendak/kebutuhan.
-     Pengetahuan atau informasi yang diperoleh pada tahap penjabaran tugas tentang konsep yang bersangkutan memadai.
Berdasarkan prinsip eliminasi tersebut maka berikut ini daftar alternatif komponen yang dieliminasi disertai dengan alasan eliminasinya :
Sub struktur fungsi
Alasan Eliminasi Alternatif Komponen Solusi
Perakitan kabel
kabel
Alasan eliminasi:
·      Kabel yang digunakan yaitu kabel yang transparan karena harga lebih terjangkau
Lampu
Alasan eliminasi:
·      Lampu yang dipilih yaitu lampu dop, karena tida terlalu terang dan cocok digunakan saat tidur
Tutup lampu
Bagian dalam rokok
Alasan eliminasi:
·      Karena warnanya menarik dan bentuknya unik


4.5 Pembuatan Varian Konsep
Dari langkah mengurai menjadi varian yang dapat direalisasi dengan eliminasi diatas maka selanjutnya dilakukan pembuatan varian konsep berdasarkan alternatif komponen solusi yang masih layak. Berikut ini morphologi chart komponen alternatif  solusi terpilih untuk membangkitkan alternatif ;

Struktur fungsi
Sub struktur fungsi
Alternatif solusi
Perakitan kabel
lampu
Dop
kabel
transparan
Tutup lampu
kertas
Bagian dalam

4.6  Evaluasi
                Nilai yang dapat diambil dari lampu hias ini yaitu, menyadarkan kita seberapa besar peranan kita terhadap kerusakan lingkungan, yang nantinya kerusakan lingkungan akan mengancam nyawa kita sendiri maka dari itulah kita harus mencintai bumi kita, salah satu hal terkecil yang dapat menggurangi dampak kerusakan bumi yaitu dengan memanfaatkan limbah barang bekas yang tidak di pakai menjadi salah satu produk kretifitas yang dapat bermanfaat seperti yang lainya bahkan dalam produk limbah ini dapat menjadi produk yang lebih ramah lingkungan di bandingkan dengan produk yang lain.

BAB V
FASE 3: PERANCANGAN WUJUD (EMBODIMENT DESIGN) dan FASE 4: PERANCANGAN RINCI (DETAIL DESIGN)

5.1 Perancangan Wujud
Pada tahap ketiga ini adalah perancangan wujud dari benda yang akan dibuat. Pada tahap ini dimulailah pembuatan detail wujud nyata lampu malam dari bungkus rokok. Tahap perancangan wujud ini meliputi beberapa langkah perancangan. Yaitu:
a.       Menguraikan menjadi modul-modul yang dapat menjawab struktur fungsi yang ada yaitu:
1. Struktur fungsi perakitan kabel
a. Struktur fungsi kabel
b. Struktur fungsi lampu
2. Struktur fungsi tutup lampu
a.  Struktur Fungsi kertas
Berdasarkan struktur fungsi diatas maka dapat dijabarkan modul yang dapat menjawab fungsi keseluruhan lampu hias yaitu:
Lampu hias (lampu,kabel,penutup lampu).
b.      Memberi bentuk pada modul,
Dalam member bentuk pada tiap modul maka memperhatikan criteria spesifikasi kehendak dari calon konsumen
·         Geometri
·         Material
·         Produksi
·         Perakitan
·         Perawatan
·         Harga
c.       Modul bentuk lampu hias Memiliki ukuran ±100 mm x 200 mm, dengan menggunakan hiasan kertas bungkus bagian dalam.
d.      Memberi bentuk pada suluruh kerja Kriteria yang digunakan dalam perancangan wujud ini adalah berdasarkan affinity atribut kehendak/kebutuhan calon konsumen pada tahap penjabaran tugas yaitu :
5.2 Perancangan Rinci
Pada tap ini adalah proses perancangan dalam bentuk gambar lampu hias secara tersusun merupakan dokumen dalam pembuatan mesin atau produk. Tahap inii masih diiukuti tahap evaluasi untuk melihat kembali apakah alat, dan bahan baku telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan atau tidak, dpat dibuat secara ekonomis, dan semua dokumen telah lengkap.

5.3 Tahap Uji Alat dan Analisis
Tahap uji alat ini dilakukan setelag prototipe lampu hias yang telah dibuat. Uji coba dilakukan dengan menyalakan lampu hias tersebut apakah lampu dalam kondisi baik atau tidak dan apakah kertas yang digunakan tahan panas atau tidak, bahan baku masih terpasang dengan baik atau tidak. Apabila tutup lampu mengalami kerusakkan berarti uji coba tidak berhasil.



5.4 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Identifikasi Permasalahan

Studi Lapangan dan Pustaka

Pemilihan Metode Pemecahan Masalah

Penetapan Tujuan Penelitian
(Merancang lampu malam dengan bungkus rokok)

Perancangan Prototipe Kerajian lampu malam
dengan Pendekatan Metode VDI2221
ü  Klarifikasi dari tugas
ü  Konseptual desain
ü  Perwujudan desain 
ü  Detail desain:


Pembuatan prototype kerajinan lampu malam dengan bungkus rokok
Kesimpulan

Analisa Hasil Penelitian

Selesai
 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar